Rumah Sakit Indonesia di Gaza Didirikan Berkat Perjuangan dan Pengorbanan Tanpa Kenal Lelah
Bogor, Rasilnews — Syafi’i Antonio, tokoh pendidikan Islam dan Ketua Dewan Pembina Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia, mengungkapkan perjalanan panjang pendirian Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina, yang penuh tantangan dan pengorbanan. Menurutnya, pembangunan rumah sakit tersebut tidak hanya melibatkan tenaga dan dana, tetapi juga semangat solidaritas yang kuat dari bangsa Indonesia.
“Arsitek yang membangun Rumah Sakit Indonesia di Gaza adalah orang yang sama yang mendesain Masjid Tazkia. Jadi, ada kesinambungan dalam semangat dan visi kemanusiaan yang kita bawa ke Gaza,” ujar Syafi’i Antonio dalam acara Pembukaan Bulan Solidaritas Palestina dan Bedah Buku di Aula Al Hamra, Masjid Tazkia, Sentul, Bogor, Jawa Barat (04/11/24).
Syafi’i juga mengenang momen saat dirinya dan rekan-rekannya, termasuk dr. Jose Rizal, bersama-sama berjuang untuk mewujudkan pembangunan rumah sakit tersebut. “Ir. Faried Thalib dan dr. Jose Rizal, menurut Syafi’i, merupakan sosok yang gigih berusaha menggalang dana rupiah demi rupiah untuk mewujudkan bangunan tersebut,” ujarnya.
“Masya Allah, saya sendiri menjadi saksi bagaimana dr. Jose Rizal dan timnya memperjuangkan rupiah demi rupiah agar Rumah Sakit Indonesia di Gaza bisa berdiri,” kata Syafi’i seraya memuji semangat juang para relawan yang terlibat dalam pembangunan Rumah Sakit Indonesia Gaza, Palestina.
Tidak berhenti sampai di situ, Syafi’i Antonio juga memiliki harapan besar untuk membantu pemuda Palestina dalam meraih pendidikan tinggi. Ia mengungkapkan rencananya untuk memberikan kesempatan kepada lulusan SLTA di Gaza untuk melanjutkan studi di Indonesia, khususnya di Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia.
“Kami berharap dapat membantu anak-anak muda Palestina agar bisa berkuliah dengan baik. Insya Allah, Tazkia dengan segala kerendahan hati ingin mengundang anak-anak Palestina untuk belajar dan berkuliah di sini,” ungkap Syafi’i.
“Kami yakin komitmen Indonesia dalam membantu rakyat Palestina, tidak hanya melalui infrastruktur kesehatan, tetapi juga melalui pendidikan,” tutupnya.