Bekasi, Rasilnews – Pengamat ekonomi politik Ichsanuddin Noorsy mengamini penolakan dari berbagai pihak terkait keikutsertaan Timnas Israel U-19 di Indonesia dalam laga Piala Dunia U-20 yang berlangsung 20 Mei-11 Juni 2023.
Noorsy menyinggung argumentasi Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) yang menyatakan untuk memisahkan politik dan sepak bola.
“Jadi argumentasi FIFA bahwa memisahkan politik dan bola itu mustahil,” kata Noorsy dalam wawancara Topik Berita Radio Silaturahim 720 AM Cibubur, Bekasi edisi Selasa (14/3/2023).
Ia menjelaskan, sepak bola merupakan wadah pembentukan karakter yang hanya bisa diwujudkan dengan sebuah keputusan politik, sehingga keduanya tidak bisa dipisahkan.
“Nah, kalau kita bicara bola, bola adalah salah satu pembentukan karakter dan pembentukan karakter dijalankan karena kekuatan politik. Itu analisisnya,” jelas Noorsy.
“Bola itu pembentukan karakter para pemainnya, karakter pemainnya hanya bisa diwujudkan dengan sebuah keputusan politik,” sambungnya.
Dalam Piala Dunia 2022 yang berlangsung di Qatar pun, kata Noorsy, terlihat bagaimana olahraga dan politik tidak bisa dipisahkan.
“Jadi apa yang dimaksud FIFA dengan politik. Sementara kita tahu Israel itu adalah negara pelanggar nilai-nilai kemanusiaan paling dahsyat di Internasional,” ucapnya.
Noorsy menilai pernyataan FIFA yang memisahkan politik dan bola itu standar ganda.
“Karena penguasa FIFA sendiri adalah Yahudi jadi ketika Yahudi bicara tentang Yahudi pasti dia akan bela tentang kehadiran Israel pada Piala Dunia U-20,” tuturnya.
Ia pun menyayangkan organisasi internasional sebesar PBB tidak mampu berperan dalam perdamaian Palestina-Israel.
“Hal yang paling mendasar ketika kita melihat Piagam PBB tidak bisa dilaksanakan dalam rangka perdamaian Palestina-Israel. PBB di situ mandul,” kata Noorsy.
Noorsy juga menyinggung pernyataan Ketua Umum PSSI Erick Thohir yang berdalih bahwa mengundang Timnas Israel U-19 ke Indonesia merupakan wewenang Pemerintah dan bukan urusan PSSI.
“Jadi tetap saja PSSI tidak bisa bilang urusan diundang atau tidak diundang itu urusan Pemerintah bukan PSSI. Pernyataan Erick Thohir itu menunjukkan bahwa dia “cuci tangan.” Di situ kelihatan kualitas kepemimpinannya Erick Thohir,” ujar Noorsy.
Penolakan Timnas Israel ke Indonesia pada Piala Dunia U-20 terus digaungkan oleh berbagai elemen masyarakat di Indonesia. Mulai dari ormas dan NGO seperti MUI, Muhammadiyah, MER-C, dan Aqsa Working Group, hingga kalangan politisi seperti Fraksi PKS.
Meski begitu, PSSI menekankan akan menerima dan menjamin keamanan semua tim sepak bola yang datang ke Indonesia, termasuk Timnas Israel.***