Rasilnews – Nakba adalah momen tragis dalam sejarah Palestina pada tahun 1948. Peristiwa pembantaian (Nakba) tersebut mencakup pembunuhan, perpindahan massal, dan perampasan hak milik warga Palestina selama perang Arab-Israel tahun 1948 yang mana pada tanggal 15 Mei 1948 merupakan titik awal dari perang Arab-Israel dan telah lama terjadi ketika orang-orang Palestina turun ke jalan dan memprotes pemindahan mereka secara paksa.
Sebelum peristiwa pembantaian (Nakba) terjadi, pada bulan November 1947, Majelis umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan resolusi yang membagi Palestina menjadi dua negara, yaitu satu negara Yahudi dan satu negara Arab, dengan Yerusalem berada dibawah pemerintahan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Kemudian, dalam ceramahnya Ustadz Husein Alattas menjelaskan bahwa sebelum berakhirnya mandat Inggris, para Militer Zionis sudah melakukan operasi penghancuran kota dan desa guna memperluas perbatasan bagi negara Israel yang akan segera lahir. Pada bulan April 1948, lebih dari 100 laki-laki, wanita dan anak-anak Palestina dibunuh di desa Deir Yassin di pinggiran Yerusalem.
Hal tersebut menjadi langkah awal operasi-operasi selanjutnya dari tahun 1947 hingga 1949. Lebih dari 500 desa, Kota Kecil dan Kota Besar di Palestina dihancurkan yang kemudian disebut oleh warga Palestina sebagai Nakba, atau dalam bahasa arab diartikan sebagai “bencana”.
Untuk mengenang tragedi pengusiran dan pembunuhan itu, maka setiap tanggal 15 Mei seluruh warga Palestina di seluruh dunia memperingati Hari Nakba. Peringatan Nakba biasanya ditandai dengan warga Palestina yang melakukan aksi turun dan aksi protes atas situasi mereka. Banyak yang membawa bendera Palestina, membawa kunci bekas rumahnya, atau membawa spanduk berlambang kunci.
Istilah ‘Hari Nakba’ diciptakan oleh salah satu mantan pemimpin Palestina, Yasser Arafat pada tahun 1998. Yasser Arafat menetapkan tanggal 15 Mei sebagai hari resmi untuk peringatan hilangnya tanah air Palestina.