Cibubur Rasilnews – Raja Yordania Abdullah II Selasa (28/11), menegaskan kembali penolakan negaranya terhadap segala upaya untuk memisahkan Tepi Barat dari Jalur Gaza, Anadolu Agency melaporkan.
Dalam pesannya kepada Ketua Komite Pelaksanaan Hak-Hak yang Tidak Dapat Dicabut Rakyat Palestina (CEIRPP), Raja Abdullah II menegaskan, bahwa Tepi Barat dan Gaza adalah “perpanjangan Negara Palestina”.
“Nilai-nilai semua agama Ilahi dan nilai-nilai kemanusiaan kita menolak pembunuhan warga sipil,” tambahnya, menurut Pengadilan Kerajaan Yordaniania, seperti di kutip MINANEWS
Dia mencatat, agresi Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza melanggar hukum kemanusiaan internasional dan akan memicu kekerasan dan kehancuran lebih lanjut di wilayah tersebut dan dunia.
“Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina “dilakukan dalam keadaan luar biasa yang menyerukan seluruh dunia untuk bertindak menghentikan perang dan memaksa Israel untuk mencabut blokade di Jalur Gaza,” tambah Raja.
Raja juga menegaskan kembali penolakan Jordan terhadap hal tersebut menduduki kembali sebagian wilayah Gaza atau membangun zona penyangga di dalamnya, dan memisahkan Tepi Barat dari Gaza
Rakyat Palestina dan para pendukungnya di seluruh dunia akan merayakan Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina pada Rabu (29/11/2023).
Hari ini menandai resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 1947 yang menyerukan pembagian Palestina menjadi negara “Arab” dan “Yahudi”.
Israel melancarkan kampanye militer besar-besaran di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober.
Sejak itu, penyerangan ini telah menewaskan lebih dari 15.000 orang, termasuk 6.150 anak-anak dan 4.000 perempuan, menurut otoritas kesehatan di wilayah kantong tersebut. Korban tewas resmi di Israel mencapai 1.200 orang.