Rasilnews – Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan siapa pun yang terbukti bersalah membakar Al Quran harus menjalani hukuman, terutama di wilayah Federasi Rusia yang mayoritas penduduknya Muslim.
Hal itu ia sampaikan saat bertemu dengan tokoh-tokoh militer, penulis, hingga jurnalis pro-militer Rusia yang memiliki saluran Telegram.
“Mereka (yang membakar Al Quran) akan menjalani hukum seperti yang disebutkan Kementerian Kehakiman, di tempat-tempat insiden perampasan kebebasan terjadi, di salah satu wilayah Rusia dengan populasi mayoritas Muslim,” kata Putin seperti dikutip kantor berita Rusia TASS pada Selasa (20/6/2023).
Pernyataan Putin itu muncul setelah warga Kota Volgograd, Nikita Zhuravel, ditahan pada Mei lalu setelah diduga membakar mushaf Al Quran di depan sebuah masjid di Chechnya.
Chechnya merupakan wilayah di barat daya Rusia yang memiliki penduduk mayoritas Muslim.
Dilansir dari The Middle East Monitor, aksi Zhuravel itu terekam video yang sempat viral dan membuat murka warga Rusia, khususnya di Chechnya. RIbuan orang bahkan dilaporkan sempat berdemo memprotes aksi Zhuravel tersebut.
Sejak itu, Zhuravel dibawa ke pusat penahanan di Grozny, ibu kota Chechnya.
Awal tahun ini, Rusia juga mengecam pembakaran salinan Al Quran di ibu kota Swedia, Stockholm, dan Denmark oleh politikus ekstrem kanan Rasmum Paludan.***