Jakarta, Rasilnews – Puluhan jurnalis dari berbagai media ikut serta dalam kegiatan pelatihan jurnalis tangguh bencana “Survival On Disaster For Journalist”dengan tema “ hadirkan jurnalis tangguh, minimalisir bencana”. Kegiatan yang bertempat di paint ball arena, eco park, Taman Impian Jaya Ancol, Jumat (23/06) hingga Ahad (25/06).
Deputi bidang pencegahan yang mewakili BNPB, Prasinta Dewi, dalam acara pembukaan kegiatan tersebut mengatakan bahwa bencana memiliki dampak yang sangat besar terhadap kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya. Dalam situasi ini, peran jurnalis menjadi semakin penting untuk memberikan informasi yang akurat, tepat waktu, dan berimbang kepada masyarakat.
Prasinta menambahkan, dengan semakin meningkatnya frekuensi kejadian bencana, pengetahuan dan keahlian dalam menghadapi bencana harus dimiliki para jurnalis. Selain itu, keterampilan dasar dalam situasi bencana secara individu harus juga dimiliki seorang jurnalis sebagai upaya dalam perlindungan diri bahkan menolong masyarakat maupun sesama rekan se-profesi.
Jurnalis memiliki risiko yang tinggi dalam menjalankan pekerjaanya. Para insan media di lapangan kadangkala lupa memikirkan keselamatan diri dan sekitarnya dalam upaya mendapatkan berita terbaiknya. mereka sering dihadapkan pada situasi darurat dan mungkin saja bisa menjadi korban saat meliput di lokasi bencana.
Untuk itu wartawan yang terjun ke lokasi bencana sebaiknya memiliki bekal pengetahuan yang cukup terkait kebencanaan, penanganannya, termasuk perlindungan diri sendiri atas potensi bencana yang terjadi serta memiliki kemampuan bertahan hidup di lokasi bencana.
Pelatihan Survival On Disaster For Journalist ini dirancang untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjalankan pekerjaan jurnalis dengan baik. Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kapasitas wartawan dalam pemahaman penanggulangan serta pengurangan risiko bencana.
Direktur eksekutif Indonesian Care, Lukman Azis Kurniawan, menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan yang dikhususkan untuk para jurnalis ini sudah digagas jauh-jauh hari karena sering melihat para jurnalis ikut menjadi korban saat meliput suatu bencana.
Ketua umum skuad Penanggulangan Bencana Indonesia (PBI) Subur Rojinawi mengungkapkan bahwa pelatihan selama tiga hari tersebut bertujuan menjadikan wartawan tangguh dan siap apa pun yang terjadi saat terjun meliput suatu bencana.
Dalam pelatihan ini jurnalis-jurnalis ini mendapatkan pembekalan materi teori dan praktek yaitu diantaranya tools and knowledge for survive (perlengkapan dan pengetahuan untuk bertahan hidup), penanganan dasar kegawat daruratan, manajemen operasi SAR dan bertahan hidup di laut, journalism and humanism (kewartawanan dan humanisme), how to deal with hazard material and environment crisis (bagaimana menghadapi material berbahaya dan krisi lingkungan), rencana kesiapsiagaan keluarga, bagaimana cara bertahan hidup di gunung, hutan dan pulau.