Jakarta, Rasilnews— Jubir Brigade Izzudin Al Qossam, Abu Ubaidah yang merupakan Pahlawan Islam kebanggaan kaum muslim, memberikan pernyataan resminya kepada Al Jazeera pada selasa (21/11). Dikutip melalui kanal X @IATeam, dalam pidato terbaru Abu Ubaidah mengatakan bahwa pada hari ke-45 Perang Taufan Al-Aqsha ini, para mujahidin tetap teguh dalam pertempurannya mengahadapi Zionis Israel.
“Wahai Mujahidin kami, di celah kebanggaan dan tempat kejayaan dan kebanggaan. Pada hari ke-45 Pertempuran Banjir Al-Aqsa, kami bangga kepada masyarakat Jalur Gaza, Aqsa kami yang teguh, dan Tepi Barat. Aksi jihad kami yang paling menonjol dalam 72 jam terakhir, adalah: Mujahidin kami mampu menargetkan 62 kendaraan militer, termasuk 10 kendaraan tentara. Mujahidin kami masih terlibat dalam bentrokan sengit di beberapa medan tempur di sekitar Gaza,” ucap Abu Ubaidah.
Lebih lanjut, dalam pidatonya, Abu Ubaidah menjelaskan pada pertempuran yang sedang terjadi ini, para mujahidin menargetkan rudal Al Yassin ketiga tentara Zionis Israel. Dan melakukan penyergapan terhadap pasukan berjalan kaki di Barat Daya Gaza.
“Mujahidin kami melakukan sejumlah operasi khusus melawan pasukan musuh, yang mengakibatkan kematian langsung. Mujahidin kami menargetkan pengangkut pasukan Zionis dengan rudal Al-Yassin, langsung menghantamnya, dan tiga tentara keluar dari sana dan Mujahidin kami menargetkan mereka. Mujahidin kami bahkan mendengar teriakan tentara musuh dan mereka meminta bantuan. Kami melakukan penyergapan terhadap pasukan berjalan kaki di barat daya Gaza pada hari Sabtu,” lanjutnya.
Diketahui bahwa, dalam penyerangan ini pasukan Al Qossam berhasil melenyapkan sedikitnya 7 orang Zionis Israel dan berhasil menghancurkan tank pengangkut yang menewaskan 4 tentaranya. Selain itu terdapat satu mujahidin syahid dalam serangan yang di lakukan terhadap musuh.
“Pasukan Al-Qassam juga menyergap musuh saat mereka menunggu pasukan penyelamat, dan menyebabkan banyak kematian, tidak kurang dari 7 orang di situ, dan Mujahidin kami kembali ke pangkalan mereka dengan selamat. Tujuan zionis dalam perang ini adalah untuk menghancurkan & membunuh warga sipil semata keadaan linglung & panik kebijakan musuh dalam menangani kejahatannya merupakan indikasi mereka tidak yakin bisa menang. Agresi mereka akan dipatahkan & kemauan kami tidak akan dipatahkan. 25 pasukan elit Al-Qassam melakukan serangan gabungan terhadap zionis di Rumah Sakit Al-Rantisi, menghancurkan sebuah tank dan pengangkut pasukan, menewaskan 4 tentaranya. Salah satu mujahidin kami syahid dalam serangan yang kami lakukan terhadap musuh yang bersembunyi di Rumah Sakit Rantisi,” jelas Abu Ubaidah.
Pidato Abu Ubaidah sungguh luar biasa karena menyiratkan semangat dan keberanian yang tidak mengandung rasa kekalahan. Ungkapannya mencerminkan sikap teguh dan pengumuman terbuka bahwa meskipun dalam pertempuran, semangat perlawanan mereka tidak akan padam. Ini bukan hanya sekadar kalimat, tetapi sebuah deklarasi yang menunjukkan kegigihan dan keyakinan yang kuat.
Kalau kita memahami bahasa Arab dan mengerti situasi perang, kita akan mudah memahami pidato Abu Ubaidah tersebut. Ini sama sekali bukan kalimat orang kalah, tapi berisi pengumuman terbuka:
“kami menang di sini, menang di situ, tentara musuh tewas sekian, musuh diusir dari RS Rantisi….”
Pernyataan Abu Ubaidah telah menarik perhatian luas dari berbagai kalangan di dunia Islam sehingga memicu diskusi terkait pentingnya solidaritas, perdamaian, dan perlindungan terhadap umat Islam di seluruh dunia. Menggugah kesadaran dan meneriakkan jihad saat semua pemimpin Arab seakan bungkam.