Yerusalem, Rasilnews – Sejumlah pemimpin tentara pendudukan Israel pada Senin (27/2) malam menyerukan kepada pemerintah Israel, untuk kembali ke langkah melakukan operasi militer di jantung kota-kota Palestina di Tepi Barat, guna menggagalkan operasi perlawanan Palestina terhadap tentara Israel dan pemukim.
Menurut laporan surat kabar Yedioth Ahronoth di situsnya, para pemimpin tentara pendudukan mengkritik kebijakan pemerintahan Benjamin Netanyahu sehubungan dengan berlanjutnya aksi perlawanan.
Operasi penembakan terhadap pasukan Israel dan pemukim di Tepi Barat dan Yerusalem, yang sejauh ini telah menewaskan 14 warga Israel sejak awal 2023.
Para pemimpin tentara menekankan tidak mungkin menggagalkan operasi Palestina hanya melalui kegiatan defensif.
Perlu diketahui meningkatnya aksi perlawanan merupakan aksi responsif dari pihak warga Palestina dan pejuang perlawanan. Melakukan pembelaan atas kekerasan, kerusakan dan pengusiran dari rumah tinggalnya.
Laporan media menunjukkan, lebih dari 300 serangan dilakukan oleh para pemukim, yang mengakibatkan banyak kerusakan dan pengusiran warga Palestina dari rumah mereka.
Semetara tentara pendudukan berdalih bahwa mereka tidak dapat menghentikan serangan para pemukim. Kondisi ini menunjukkan eskalasi kekerasan yang terus berlanjut yang sangat memprihatinkan.