Bogor, Rasilnews – Peringatan Hari Santri Nasional di Pondok Pesantren Alfatah, Kecamatan Cileungsi, berlangsung khidmat dengan semangat ukhuwah dan persatuan yang kental. Dalam sambutannya, Pimpinan Ponpes Alfatah, M Nur Hamid, mengajak seluruh santri dan pimpinan pondok pesantren di wilayah Cileungsi untuk mempererat tali silaturrahmi, memperkuat kerjasama, serta menjaga nama baik masing-masing lembaga pendidikan Islam.
Nur Hamid menekankan pentingnya menjaga hubungan antar pesantren agar lebih sering bertemu dan saling mengundang dalam kegiatan keagamaan. “Semoga acara ini menjadi pemantik untuk lebih sering berkumpul dan mempererat silaturrahmi. Kita perlu terus saling mendukung dan berkolaborasi dalam menyelesaikan permasalahan santri yang ada di lingkungan Kecamatan Cileungsi,” ujarnya di hadapan para peserta yang hadir.
Lebih lanjut, Nur Hamid mengingatkan bahwa semangat perjuangan santri dalam membela agama Islam dan melawan ketidakadilan harus terus dipupuk. “Semangat juang para santri pendahulu dalam menolak penjajahan dan kezaliman di muka bumi ini harus kita lanjutkan. Ini sejalan dengan perjuangan para kyai kita di zaman penjajahan,” katanya, mengaitkan pentingnya melanjutkan tradisi perlawanan terhadap segala bentuk ketidakadilan.
Pada momen akhir sambutannya, Nur Hamid menyerukan kepedulian terhadap penderitaan rakyat Palestina, yang saat ini sedang menghadapi situasi peperangan yang berkepanjangan dan banyaknya korban jiwa. Dengan pekik “Al Aqsa Haqquna” (Al Aqsa adalah hak kita), ia mengajak seluruh santri dan umat Islam untuk menunjukkan solidaritas kepada Palestina. “Sebagai bentuk ukhuwah Islamiyah, kita semua dituntut untuk membantu saudara-saudara kita di Palestina agar segera merdeka, dan Masjid Al Aqsa dapat kembali ke pangkuan umat Islam,” tegasnya.
Pekikan “Al Aqsa Haqquna” pun menggema dari para santri yang hadir, menandai komitmen dan dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina. Peringatan Hari Santri ini tidak hanya menjadi ajang refleksi sejarah perjuangan ulama dan santri dalam memerdekakan Indonesia, tetapi juga sebagai momentum untuk menyalakan kembali semangat membela keadilan dan menolak segala bentuk penindasan di seluruh dunia.