Nablus, Rasilnews – Operasi yang jarang dilakukan oleh pasukan keamanan Otoritas Palestina (PA) untuk menangkap seorang anggota Hamas, memicu bentrokan di kota Nablus, Tepi Barat, Selasa (20/9), kata berbagai sumber.
Ada laporan bahwa seorang pengamat, Firas Yaish (53 tahun), tewas dalam baku tembak, tetapi Kementerian Kesehatan Palestina belum mengkonfirmasi kematian tersebut.
Sebuah tweet, yang konon dari sepupu Yaish, Kawther, mengatakan bahwa ia “berduka” atas kematian Yaish, Arab News melaporkan.
Kerusuhan berlanjut sepanjang pagi, dengan ratusan pemuda melemparkan batu ke kendaraan lapis baja PA dan suara tembakan terdengar di seluruh pusat kota, Arab News melaporkan.
Hamas, saingan bersejarah gerakan Fatah sekuler yang mengendalikan PA, mengutuk penangkapan Musaab Shtayyeh yang berusia 30 tahun, menyebutnya sebagai “penculikan… kejahatan nasional” dan “noda” pada citra PA.
Mereka menuntut pembebasan segera Shtayyeh dan Ameed Tbaileh, yang ditangkap bersamanya, dan mengecam PA karena menjaga koordinasi keamanan dengan Israel.
“Otoritas telah memposisikan dirinya sebagai agen eksklusif pendudukan (Israel) di hadapan rakyat Palestina kami,” kata pernyataan itu.
Di saat pasukan Presiden Palestina Mahmud Abbas mempertahankan hubungan keamanan dengan Israel yang telah menduduki Tepi Barat sejak 1967, serangan PA yang menargetkan anggota Hamas tidak umum terjadi.
Fatah dan Hamas telah melakukan berbagai upaya rekonsiliasi dalam beberapa tahun terakhir, tetapi hubungan tetap tegang. Hamas telah menguasai Gaza sejak 2007, ketika menggulingkan pasukan PA dari daerah kantong pantai dalam pertempuran jalanan yang mematikan.
Tepi Barat utara telah mengalami kekerasan hampir setiap hari dalam beberapa bulan terakhir.
Israel telah melakukan lusinan serangan malam hari di daerah itu, khususnya di Jenin, mengejar orang-orang yang dicari. Puluhan warga Palestina, termasuk pejuang, gugur sejak Maret.