Jakarta, Rasilnews – Meskipun puluhan negara telah menetapkan Hamas sebagai organisasi teroris, salah satunya Israel namun hingga saat ini Israel belum dapat menundukkan dan menyingkirkan Hamas dari jalur Gaza. Bahkan negara Amerika juga turut mengikuti kemauan negara Zionis yang dengan memberikan label Teroris kepada para pejuang Hamas.
Hamas adalah pejuang Palestina yang telah berkomitmen untuk melakukan penyerangan kepada tentara Zionis Israel. Hamas telah dipilih dan disetujui setelah memenangkan pemilu legislatif Palestina pada tahun 2006. “Hamas kemudia berhasil menguasai Jalur Gaza pada tahun 2007 setelah konflik dan mengalahkan rivalnya, yaitu Fatah”, ujar Nuim Khaiyath dalam program Topik Berita, Senin (16/23) di Radio Silaturahim.
Penyiar radio yang sekarang bermukim di Australia tersebut berujar bahwa Hamas yang ada saat ini dan memerintah lebih dari dua juta warga Palestina di jalur Gaza, selalu melindungi warga sipil di Palestina dengan melawan tentara Israel yang selalu menggusur rakyat Palestina dari tanah aslinya yang dimiliki oleh Palestina. ” Tanah milik Palestina banyak yang diblokade oleh israel, salah satu tujuan Hamas berperang ialah mengambil tanah-tanah yang telah diblokade tersebut”, ujarnya.
Di Gaza, menurut Nuim, Hamas mengalahkan milisi Fatah dalam pertempuran selama seminggu, yang mengakibatkan perpecahan politik antara kedua wilayah Palestina. Dan saat ini, rakyat Palestina belum memilih badan legislatif sejak tahun 2006, maupun presiden sejak tahun 2008. Secara teori, Hamas memerintah sesuai dengan Hukum Dasar Palestina yang berbasis syariah , seperti halnya Otoritas Palestina;
Berbagai bantuan dari negara-negara islam yang dituju untuk membantu Hamas dalam memimpin warga Palestina dari kelarapan dan memenuhi kebutuhan lainnya. “Negara yang paling banyak menyumbang dan membantu Hamas ialah Iran. Iran menyumbangkan dana, senjata, dan pelatihan yang apabila ditotal sebesar 100$ juta pertahunnya”, tandasnya.
Selama bertahun-tahun Hamas melakukan berbagai serangan kepada Israel, termasuk bom bunuh diri, peluncuran roket, dan bentuk-bentuk kekerasan lainnya terhadap target-target Israel. Aksi-aksi ini telah menyebabkan konflik yang luas dan korban jiwa di kedua belah pihak.