DALAM sejarah, di antara semua perubahan yang pernah terjadi di muka bumi. Adalah perubahan dari masa kegelapan menjadi lebih tercerahkan yang dibawa oleh baginda Rasulullah Muhammadﷺ merupakan yang paling besar dan paling berperan mengubah peradaban manusia. Nabi Muhammad ﷺ telah menjadi pencerah, penolong, serta pembawa perubahan pada bangsa Arab pada masa itu untuk keluar dari kejahiliyahan dan kesyirikan.
Banyak hal yang berubah dari bangsa Arab saat itu, mulai dari segi politik, sosial, budaya, kemasyarakatan hingga yang paling terasa adalah keagamaan. Bangsa Arab yang memiliki kebiasaan menyembah berhala dengan membuat patung-patung dan menyembelih hewan-hewan untuk seserahan patung, berhasil menjadi bangsa yang mulia dengan menganut ajaran Allah SWT. Dengan derajat yang tinggi, bangsa sederhana ini mampu menaklukan bangsa-bangsa lain dan membantu penyebaran agama islam.
Rasulullah ﷺ dengan mukjizat kitab suci Alquran telah mencerahkan jiwa bangsa Arab kala itu. Membawa kepercayaan pada agama Allah, bangsa Arab pun mulai mengubah sistem kemasyarakatan dan politiknya yang sebelumnya penuh ketertindasan dan ketidakadilan. Bahkan, untuk pertama kalinya, mengangkat derajat Perempuan yang sebelumnya dipandang sebelah mata.
Munculnya kesadaran diri tentang arti ketauhidan dan ketaatan membawa bangsa Arab pada jalan yang lebih baik. Mengesampingkan pertumpahan darah, serta menyerahkan semua proses penegakan hukum pada risalah Islam. Mulai dari perkara antar individu, individu dan masyarakat, hubungan antar kelompok, hingga hubungan keluarga. Tradisi bangsa Arab yang terpecah oleh kabilah-kabilah pun mulai sirna saat Nabi Muhammad ﷺ membawa ajaran Islam. Mereka mampu melebur menjadi satu, tanpa ada lagi peperangan antar suku yang sering kali menumpahkan darah.
Persebaran agama Islam diseluruh dunia yang mampu merubah ketidak adilan pun tak luput dari peran Nabi Muhammad ﷺ serta para sahabat dan pengikut-pengikutnya. Seperti sabda Rasulullah ﷺ yang ditulis Imam Muslim dalam kitab shahihnya, “Barangsiapa di antara kalian yang melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Kalau ia tidak mampu (dengan tangannya), maka dengan lisanya. Kalau ia tidak mampu (dengan lisannya), maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya iman”.
Hal ini jelas menunjukan bahwa tiap muslim harus mampu melakukan perubahan, membawa serta memberi perubahan. Baik perubahan pada dirinya sendiri maupun pada masyarakat luas. Salah satu ayat Alquran yang memerintahkan manusia untuk melakukan perubahan adalah QS Ar-Rad ayat 11, “Sesungguhnya Allah SWT tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka sendiri mengubah keadaan yang ada pada diri mereka. Dan apabila Allah SWT menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain dia.”
Pada saat ini, kondisi umat Islam menjadi umat yang lemah posisinya dalam konstelasi nasional maupun internasional. Bahkan sebagian wilayah umat Islam masih terjajah dan dikuasai asing atau segelintir konglomerat. Seperti Palestina, Uyghur, Rohingya, Irak, Afghanistan, Suriah, dan lainnya.
Saat ini, kondisi negara Indonesia khususnya umat Islam masih terbelenggu dengan maraknya kasus korupsi, narkoba, fakir miskin, kriminal, dan lain-lain. Padahal penyakit kronis tersebut penyakit utama yang sangat di musuhi oleh agama Islam itu sendiri, dengan melihat kondisi negara Indonesia khususnya umat Islam saat ini, maka sudah keharusan untuk membawa perubahan dan keinsafan agar negara Indonesia dan rakyat bisa beradaptasi atau bersaing dengan negara-negara lainnya.
Perubahan paling utama yang dilakukan saat ini adalah dengan kembali kepada Alquran dan As-sunnah, di mana setiap umat islam menggali kembali ayat-ayat normatif dalam Alquran sebagai pandangan hidup, spirit, cita-cita dan semangat dalam hidup bermasyarakat dan bernegara yang majemuk. Selain itu, umat Islam terus meningkatkan persatuan, persaudaraan (ukhwah) agar mudah bangkit dari ketepurukan dan melawan setiap kezaliman atau ketikdadilan yang muncul di masyarakat dan pemerintahan.
Persatuan umat selalu menjadi salah satu idealisme ajaran Nabi Muhammad ﷺ. Oleh karenanya, salah satu visi dan misi yang sangat diupayakan olehnya adalah persatuan. Bahkan, jika melihat pelbagai peristiwa yang melibatkan umat Islam dan kaum kafir, Rasulullah menggunakan metode-metode alternatif untuk mengarahkan mereka menuju persatuan.
Wallahu a’lam bish shawab