Den Haag, Rasilnews – Sekelompok Muslim di Belanda menggelar protes di Den Haag pada hari Ahad (5/2) untuk menentang penodaan Al-Quran dan Islamofobia baru-baru ini.
Ratusan Muslim berbaris menuju alun-alun Koekamp sebagai bagian dari protes “hentikan kebencian anti-Muslim” yang diselenggarakan oleh Federasi Organisasi Islam (FIO) dan Asosiasi Organisasi Islam Wilayah Haaglanden (SIORH), Anadolu melaporkan.
Mereka berkumpul di alun-alun, meneriakkan slogan-slogan menentang penodaan kitab suci umat Islam, mengutuk tindakan Islamofobia semacam itu.
Mereka juga melakukan sholat, dan membacakan ayat-ayat AlQuran.
Dalam orasi demonstrasi tersebut, Tahsin Cetinkaya, kepala Yayasan Kebudayaan Islam Turki mengatakan, Islamofobia telah meningkat ke “tingkat baru” di Belanda.
“Muslim, masjid, dan institusi Islam lainnya telah menghadapi berbagai tindakan Islamofobia selama bertahun-tahun, termasuk pengiriman surat ancaman ke masjid, penggantungan kepala babi di pintu masjid, dan pembakaran,” katanya.
Cetinkaya mencatat bahwa pelaku tindakan tersebut didorong oleh sikap diam pejabat pemerintah.
“Cukup sudah. Berhenti menyimpan dendam terhadap Muslim dan Islam,” katanya seraya menekankan bahwa Muslim yang tinggal di Belanda juga merupakan bagian dari negara.
Rasmus Paludan, seorang politisi ekstremis Denmark-Swedia dan pemimpin partai sayap kanan Stram Kurs (Garis Keras), membakar Al Quran di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm pada 21 Januari dengan perlindungan polisi dan izin dari otoritas Swedia.
Pekan berikutnya, Paludan kembali membakar salinan kitab suci Islam di depan sebuah masjid di Denmark, dan mengatakan dia akan mengulangi tindakan itu setiap hari Jumat sampai Swedia masuk dalam NATO.
Sementara itu, politikus sayap kanan Belanda Edwin Wagensveld, pemimpin Patriotik Eropa Melawan Islamisasi Barat (PEGIDA), merobek Al Quran sebelum membakarnya pada demonstrasi anti-Islam di Enschede, Belanda akhir Januari lalu.