Jakarta, Rasilnews – Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) menekan Perdana Menteri Israel untuk menghentikan serangan terhadap Rafah, Gaza Selatan, yang dapat mengakibatkan banyak korban sipil jika terus berlanjut. Pasukan Israel melancarkan serangan udara dan darat di wilayah Rafah pada Senin (6/5), memicu kekhawatiran akan krisis kemanusiaan yang mendalam.
MER-C juga memanggil komunitas internasional untuk segera mengambil tindakan guna menghentikan apa yang mereka gambarkan sebagai genosida yang dilakukan Israel di Jalur Gaza sebelum terlambat. Serangan terhadap Rafah telah mengakibatkan penundaan dalam pertukaran Tim Emergency Medical Team (EMT) MER-C, yang berisiko menghambat bantuan medis yang sangat dibutuhkan di wilayah tersebut.
Tim EMT MER-C, yang sebelumnya bertugas di sejumlah rumah sakit yang masih beroperasi di Rafah, telah dihadapkan pada situasi yang semakin genting akibat eskalasi konflik. Meskipun demikian, 12 relawan MER-C masih bertahan di Jalur Gaza untuk memberikan bantuan medis yang mendesak.
Di tengah tantangan ini, tiga relawan EMT MER-C akan melanjutkan tugas mereka di Klinik Tal Al Sultan Primary Health Care Center pada Rabu (8/5), menunjukkan ketabahan dan komitmen mereka untuk memberikan pelayanan medis kepada warga yang terkena dampak konflik.
MER-C terus memantau situasi dengan cermat dan berkoordinasi dengan organisasi internasional seperti WHO untuk memastikan keselamatan tim dan kelancaran operasi bantuan medis mereka di wilayah yang terkena dampak konflik.
Selain itu, MER-C menyerukan kepada Pemerintah Israel untuk membuka jalur kemanusiaan yang aman dan memungkinkan akses bantuan medis yang diperlukan ke wilayah Gaza, serta menahan diri dari tindakan militer yang dapat membahayakan nyawa warga sipil.