Tangsel, Rasilnews – Dalam ceramah Maulid Nabi Muhammad SAW, Ustaz Husein Allattas menekankan pentingnya persatuan di antara umat Muslim. Menurutnya, Rasulullah SAW sendiri menjadi teladan dalam berserah diri kepada Allah SWT, dan umat Islam harus mengikuti jejak beliau dengan bersatu tanpa memandang suku, bangsa, atau warna kulit.
“Rasulullah mengatakan, ‘Aku adalah yang terdepan dalam berserah diri kepada Allah.’ Jika kita mengaku sebagai pengikut Rasulullah SAW, kita harus bersatu bersama kaum muslimin, tanpa melihat suku, bangsa, atau warna kulit. Di mata Allah, semua manusia sama. Yang membedakan hanya iman dan ketakwaannya,” tegas Ustaz Husein.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa nasab atau keturunan tidak akan menolong seseorang jika amalnya tidak cukup. Ia mengutip Imam Ali yang mengatakan, “Orang yang diperlambat oleh amalnya, tidak akan dipercepat oleh nasabnya.” Hal ini berarti bahwa keturunan tidak dapat menjadi jaminan kemuliaan, melainkan amal dan keimanan seseorang yang menjadi tolak ukur di hadapan Allah SWT.
“Seorang mantan budak seperti Salman al-Farisi bisa diangkat dalam keluarga Rasulullah, sementara Abu Lahab, paman Nabi sendiri, dilaknat Allah SWT. Ini menunjukkan bahwa keimanan dan amal lebih penting daripada nasab,” jelasnya.
Ustaz Husein juga memberikan contoh dari sejarah Islam tentang istri Nabi Nuh dan Nabi Luth yang binasa karena tidak beriman, sedangkan istri Fir’aun, meski suaminya adalah seorang tiran, dimuliakan Allah karena keimanannya.
“Islam mengajarkan bahwa kemuliaan tidak didasarkan pada nasab, suku, atau warna kulit, tetapi pada iman dan takwa. Ini adalah ajaran yang ditegaskan dalam Al-Qur’an dan dipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam hidupnya,” jelas Ustaz Husein dengan penuh keyakinan.
Pada Senin (16/09/24), dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Ustaz Husein Alattas, anggota Dewan Syariah Radio Silaturahim, memberikan tausiyah yang mendalam di Masjid Al-Barkah, Graha Raya, Cluster Anggrek Loka, Serpong, Tangerang Selatan. Dalam ceramahnya, Ustaz Husein menekankan pentingnya memahami perbedaan antara syariat yang datang dari Allah SWT dengan fikih, yang merupakan hasil interpretasi manusia.
“Kita harus memahami perbedaan di antara syariat yang datang dari Allah dengan fikih. Fikih adalah hasil interpretasi dan ijtihad manusia, oleh karena itu, kita sering menyaksikan perbedaan pendapat di antara para mujtahid. Fikih bisa berbeda dari satu tempat ke tempat lain karena kondisi yang dihadapi juga berbeda. Namun, syariat yang datang dari Allah SWT berlaku untuk setiap umat dan pada setiap masa,” jelas Ustaz Husein.
Dalam penjelasannya, Ustaz Husein mengutip ayat-ayat Al-Qur’an yang menegaskan bahwa Allah SWT telah menetapkan satu syariat yang sama untuk seluruh umat, termasuk umat Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, hingga Nabi Muhammad SAW. Ia menekankan bahwa pesan utama Allah kepada para nabi adalah untuk menegakkan agama-Nya dan tidak berpecah-belah di dalamnya.
“Allah berfirman bahwa kita harus menegakkan agama-Nya dan jangan terpecah-belah. Ini adalah beban yang berat bagi orang-orang musyrik untuk mengikuti ajaran Rasulullah, namun Allah akan memilih hamba-hamba-Nya yang berhati bersih dan bersedia menyambut seruan-Nya,” lanjutnya.
Ustaz Husein juga mengingatkan bahwa Islam adalah agama yang diturunkan untuk seluruh umat manusia, dan bukan hanya untuk pengikut Nabi Muhammad SAW. Islam adalah ajaran yang diberikan Allah sejak Nabi Ibrahim hingga keturunannya, dan bahkan pengikut Nabi Nuh juga disebut sebagai muslimun.
“Oleh karena itu, agama yang diperuntukkan bagi kita semua, begitu pula umat-umat sebelumnya, adalah Islam. Bukan hanya nama untuk pengikut Nabi Muhammad SAW, tetapi juga untuk pengikut Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, dan Nuh,” tambahnya.
Mengakhiri ceramahnya, Ustaz Husein mengingatkan agar umat Islam tetap bersatu sesuai dengan firman Allah dalam QS Ali Imran ayat 104: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar.”
Ia menekankan pentingnya untuk tidak berpecah belah dan mati dalam keadaan muslimun, yaitu berserah diri dan bersatu di bawah ajaran Allah SWT. “Jangan biarkan diri kalian mati kecuali dalam keadaan muslimun, yaitu bersatu bersama saudara-saudara kalian dalam keadaan berserah diri kepada Allah,” tutupnya dengan penuh harap.
Pesan persatuan yang disampaikan Ustaz Husein di tengah suasana Maulid Nabi ini mengingatkan jamaah akan pentingnya menjaga kesatuan umat dan kembali kepada ajaran Islam yang murni, yang bersifat universal dan tidak memandang perbedaan suku atau bangsa. Ajaran ini menjadi lebih relevan di tengah tantangan zaman yang kerap memecah belah umat.