Surakarta, Rasilnews – Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah semakin dekat. Setelah digelar puncak acara Gowes Muktamar, kini panitia melaksanakan Muktamar Talk: Mata Najwa Spesial Muktamar 48 yang digelar di Edutorium KH Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada Kamis (10/11).
Mata Najwa Spesial Muktamar ini berkolaborasi dengan Muktamar Talk dan dihadiri 11.000-an penonton yang berasal berbagai daerah, seperti: Surakarta, Sukoharjo, Karanganyar, Boyolali, Sragen, Klaten, Wonogiri, Grobogan, Pati dan Ngawi.
Tajuk dari acara tersebut adalah “Merawat Indonesia” yang mana Mata Najwa dan Muhammadiyah hadir spesial di Solo dalam rangkaian Muktamar Muhammadiyah & Aisyiyah ke-48 memaknai persatuan, kebhinekaan, dan kebangsaan dalam membangun peradaban umat.
Melansir keterangan pers yang diterima Rasilnews, tajuk tersebut perlu dibahas untuk mengetahui apa yang bisa dilakukan untuk tetap bisa merawat Indonesia, di saat kondisi negeri sedang menyambut tahun politik dan tantangan ke depan yang semakin beragam.
Acara dipandu secara langsung Najwa Shihab, acara ini menghadirkan beberapa narasumber, di antaranya: Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Zulfa Mustofa, Wakil Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) PP Muhammadiyah Rahmawati Husein, dan Founder Drone Emprit Ismail Fahmi.
Selain diisi oleh para narasumber, ada juga penampilan yang akan dibawakan oleh Yusril Fahriza (Kader Muda Muhammadiyah, Komika & Aktor) dan Putra Maestro Ebiet G. Ade, serta Aderaprabu Lantip Trengginas (Musisi).
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Zulfa Mustofa menyampaikan banyak orang menganggap bahwa jamaah Nahdlatul Ulama dan pengikut Muhammadiyah itu selalu tidak rukun dan tidak kompak, padahal realitanya di masyarakat NU dan Muhammadiyah dalam menjaga solidaritas keislaman sangat kompak dan saling merawat ke-Bhinekaan.
“NU dan Muhammadiyah merupakan dua organisasi kemasyarakatan, sosial, budaya dan keagamaan yang konsen dalam dakwah sehingga memiliki kesamaan dalam membangun indonesia,” ujarnya
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti juga menyampaikan Muhammadiyah dan NU mampu menjaga kerukunan, yaitu kesadaran dalam menjaga keutuhan bangsa Indonesia. Muhammadiyah dan NU rukun karena memiliki kesamaan kepentingan, “Kita punya kepentingan yang sama untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia.”
“Yang membuat Muhammadiyah dan NU semakin rukun. Pertama, kita memiliki kesadaran atas nilai yang sama. Kedua, bersedia mengadopsi nilai yang diperlukan agar kita dapat hidup berdampingan dengan damai, Nilai toleransi dan kebangsaan adalah bentuk adopsi yang kita lakukan,” jelasnya.[]