Bali, Rasilnews — Jambore Bersih-Bersih Masjid Jawa-Bali yang digelar pada 12–15 April 2025 tak hanya soal sapu dan pel lantai. Di balik gerakan ini, ada semangat besar: menjadikan masjid sebagai episentrum peradaban, pusat dakwah yang menyatukan, dan simbol Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Diprakarsai oleh KH. Muhammad Jazir dari Masjid Jogokariyan Yogyakarta, gerakan ini mendapat dukungan luas. Mulai dari tokoh nasional seperti Ustadz Bambang Santoso (DPD/MPR RI & Ketua DMI Bali), hingga diplomat internasional seperti mantan Dubes Qatar, Abdul Wahid Maktub.
“Ke Bali, jangan lupa ke Masjid Pantai Bali,” seru KH. Jazir dalam tausiyahnya, yang langsung jadi tagline favorit peserta. Lokasi acara, Masjid Pantai Bali di Jembrana, memang sengaja dipilih untuk menggabungkan nilai spiritual, sosial, dan wisata religi.
Camat Negara, Andi Anjasmara, menyambut baik kolaborasi ini karena sejalan dengan Gerakan Bali Bersih Sampah milik Pemprov Bali. “Kegiatan ini bisa menguatkan kesadaran masyarakat sekaligus mendongkrak potensi wisata religi Jembrana,” ujarnya.
Silaturahmi Online Dunia (SOD) edisi khusus juga hadir memeriahkan, dipandu oleh Fadian M. Paham dari DMI Pusat, menekankan pentingnya masjid sebagai representasi kasih sayang Islam terhadap lingkungan dan sesama.
Ketua Yayasan Masjid Pantai Nusantara (YMPN), Firmansyah Dimmy, menegaskan komitmennya agar gerakan ini tak berhenti di seremoni. “Kami ingin Masjid Pantai Bali jadi pusat kegiatan spiritual dan sosial yang terus berlanjut.”
Dari masjid di tepi pantai, gema persatuan dan cinta lingkungan disuarakan. Dari Bali, dakwah menyentuh dunia—dimulai dengan sapuan bersih yang menyejukkan hati dan bumi.