Masalah Palestina Adalah Hutang Kemanusiaan Kita Sebagai Manusia Secara Utuh
Jakarta, Rasilnews – Konflik Palestina-Israel tak kunjung usai hingga saat ini. Banyaknya cara yang telah ditempuh namun nampaknya belum menjadi solusi utama untuk dapat menyelesaikan konflik antara dua negara ini.
Wakil Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global Abdul Muta’ali memberikan pandangannya terkait konflik kedua negara ini, yang membutuhkan riset dan penelitian, “Banyak penelitan yang telah kita lakukan terkait Palestina, dimana isu ini menjadi luar biasa sejak tahun 1947 bagaimana konflik ini selesai”, ujarnya kepada Radio Silaturahim, kamis (17/03).
Dalam pernyataannya di acara konferensi Internasional Wanita Palestina, Ia menyampaikan perlu adanya penyelesaian pada level State dan Goverment untuk menyelesaikan konflik antara Palestina dan Israel.
“Dalam membela Palestina pendekatan yang bisa kita bangun adalah civil Society, bukan statenya namun komunitasnya masyarakatnya”, ujarnya.
Dirinya berujar, masyarakat memiliki empati dan simpati yang memudahkan langkah dalam pembelaan terhadap Palestina “Masyarakat itu punya hati, punya keakraban global, dimana dunia yang ditempati harus aman, tidak ada ketimpangan sosial dan kemanusiaan”.
Alumnus Ilmu Politik FISIP UI ini menyatakan dalam upaya pembebasan Palestina, pendekatan kepada dunia Islam adalah Al Aqsa, “Jauh sebelum itu Masjid Al-Aqsa adalah kiblat pertama umat muslim. Dan meski sekarang bukan lagi menjadi arah kiblat, Masjid Al-Aqsa tetaplah masjid yang sangat istimewa bagi umat muslim bukan hanya fungsinya sebagai tempat ibadah tapi juga karena sejarahnya”, ujarnya.
Karena jika isu ini diangkat dapat meminimalisir faksi faksi yang ada di Palestina, “Karena jika kita berbicara kepada internal Palestina, maka akan complicated namun jika berbicara AlAqsa milik kita dan hak kita maka akan lebih safety dan mudah diterima”.
Sementara itu, Tragedi kemanusiaan yang terus terjadi dan dipertontonkan oleh militer Israel kepada rakyat Palestina adalah sungguh sebuah kejahatan kemanusiaan.
Sebagai bangsa yang memiliki rasa balas budi tentu Indonesia diingatkan akan kejadian masa lalu, dimana para pemimpin Indonesia saat itu tengah melakukan lobi internasional. Dan Palestina adalah negara terdepan yang mengakui kemerdekaan Indonesia, “Namun demikian Palestina adalah hutang kemanusiaan yang harus kita bayar bukan hanya kewajiban kita sebagai umat Islam namun kewajiban kita sebagai manusia secara utuh”.