Cibubur, Rasilnews – Perilaku kenakalan remaja yang semakin marak akhir-akhir ini menimbulkan rasa prihatin di kalangan masyarakat, terutama para orang tua. Remaja yang seharusnya mengisi masa mudanya dengan hal-hal yang produktif dan bermanfaat, justru terjerumus dalam aktivitas yang tidak mendatangkan manfaat. Hal ini menjadi sorotan dalam program Tausyiah Siang yang diasuh oleh Ustaz Fawwaz Abi Zawiyah di Radio Silaturahim.
“Maraknya kenakalan remaja mengundang rasa prihatin di kalangan orang tua. Betapa tidak, masa remaja yang seharusnya diisi dengan prestasi malah disalahgunakan untuk hal-hal yang tidak mendatangkan manfaat,” ungkap Ustaz Fawwaz dengan nada prihatin.
Menurut Ustaz Fawwaz, masa remaja adalah waktu yang sangat berharga dan tidak akan pernah kembali. Dalam kajian agama, masa ini adalah kesempatan bagi seseorang untuk membangun fondasi hidup yang kuat dan positif. Namun, sering kali masa ini berlalu tanpa adanya arahan yang baik, terutama dari sisi moral dan pendidikan agama.
“Masa remaja adalah masa yang tidak akan kembali. Hal ini seperti yang digambarkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an, surah Al-Asr, yang mengingatkan kita tentang pentingnya memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya,” jelas Ustaz Fawwaz.
Lebih lanjut, beliau menyoroti bahwa penyebab utama dari fenomena kenakalan remaja ini adalah jauhnya para remaja dari pendidikan moral atau akhlak. Beliau juga menyesalkan bahwa saat ini pendidikan di sekolah sudah tidak lagi memasukkan Pelajaran Moral Pancasila (PMP) yang dulu menjadi landasan dalam pembentukan karakter generasi muda.
“Penyebab utama adalah jauhnya remaja kita dari pendidikan moral atau akhlak, dan sekolah sekarang sudah tidak ada pelajaran PMP. Dulu, Pelajaran Moral Pancasila sangat penting karena mengajarkan moral dan etika yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Namun, mengapa bukan moral Islam? Karena Pancasila sudah dipilih oleh pendiri-pendiri negara ini. Ulama-ulama sudah sepakat bahwa moral-moral Pancasila sesuai dengan ajaran Islam,” tegasnya.
Ustaz Fawwaz menjelaskan bahwa jika seorang warga negara Indonesia mempelajari dan menerapkan moral Pancasila, mereka secara otomatis akan memiliki akhlak yang baik, sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini karena sumber dari segala ajaran akhlak dan moral dalam Islam berasal dari Al-Qur’an.
“Sumber ajaran akhlak dan moral adalah Al-Qur’an. Dan mengapa kita melihat banyaknya remaja yang terlibat tawuran, kabur dari polisi, bahkan ada yang meninggal? Semua itu terjadi karena kurangnya perhatian, baik dari pemerintah maupun tokoh-tokoh masyarakat, tentang pentingnya mempelajari Al-Qur’an. Ada juga berita anak usia 10 tahun yang sudah berhubungan seks di luar nikah, bahkan ada yang membunuh ibunya,” ungkapnya dengan rasa prihatin.
Menurut Ustaz Fawwaz, fenomena ini mencerminkan bahwa bangsa Indonesia, khususnya generasi mudanya, sudah jauh dari nilai-nilai moral Pancasila. Seharusnya, kata beliau, masyarakat mulai mempelajari Al-Qur’an secara lebih mendalam, baik dari segi makna maupun kandungannya, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
“Seharusnya kita pelajari Al-Qur’an mulai dari maknanya, kandungannya, dan aplikasikan ke dalam kehidupan. Insyaallah moral bangsa, baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa, akan memiliki akhlak yang mulia. Bahkan Nabi Muhammad SAW disebut oleh Allah SWT memiliki akhlak yang agung karena mengikuti panduan Al-Qur’an,” pungkas Ustaz Fawwaz.
Dengan maraknya kasus-kasus kenakalan remaja, Ustaz Fawwaz menyerukan agar semua pihak—baik pemerintah, tokoh masyarakat, maupun orang tua—lebih memperhatikan pendidikan akhlak dan moral, baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan agama, agar generasi muda dapat terhindar dari perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain.