Rabu, 20 Zulqodah 1445 H/ 29 Mei 2024
Zionis Israel kembali melakukan serangan paling memalukan dalam sejarah manusia terhadap kamp Palestina di Rafah, Ahad malam lalu. Kekejamannya semakin menjadi-jadi, ketika bayi dan perempuan terus menerus dijadikan target sasaran senjata militer bengis. Berbagai dalih kebohongan mereka lancarkan untuk menutupi tindakan biadabnya di mata dunia, dengan mengatakan mencari pejuang Hamas yang bersembunyi di kamp pengungsian. Namun sebagian besar masyarakat dunia sepertinya sudah tahu keculasan dan kebengisan Zionis yang berhasrat membersihkan etnis Palestina di Gaza.
Fakta peristiwa pada hari yang kelam di pengungsian itu. Senin pagi setelah matahari terbit, orang-orang yang selamat dari pemboman zionis Israel di kamp pengungsi Rafah kembali untuk melihat kerusakan yang terjadi. Anak-anak mengintip melalui jendela mobil yang berlubang, para pria mengais puing-puing yang terbakar, dan para jurnalis mengambil foto kaleng-kaleng makanan yang menghitam. Sekitar 12 jam sebelumnya, keluarga-keluarga Palestina berada di dalam tenda-tenda tersebut, yang terbakar setelah militer Israel mengebom perkemahan yang terletak di barat laut Rafah. Banyak yang baru selesai salat Isya’, ada yang sudah tertidur, dan ada pula yang sekadar berkumpul bersama keluarga.
Pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, menyatakan serangan Israel di Rafah yang terbaru sebagai pembantaian yang kejam. Amerika Serikat disebut-sebut berada di balik rencana penyerangan tersebut. Seperti diketahui, Amerika Serikat dan beberapa negara Barat merupakan sekutu Zionis Israel yang membantu pendanaan dalam penyerangan ke Gaza, termasuk pemasok senjata.
Penghancuran kamp pengungsian, mayat bayi yang bergelimpangan, dan pembunuhan oleh militer Israel itu terjadi dua hari setelah Mahkamah Internasional (ICJ) memutuskan Israel harus menghentikan serangannya di Rafah dalam kasus yang sedang berlangsung menuduh Israel melakukan genosida dalam perangnya di Gaza. Para pemimpin dunia sepakat tindakan Israel di Rafah adalah pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan menyerukan penghentian segera kekerasan serta perlindungan bagi warga sipil di Gaza. Mereka juga menekankan pentingnya kepatuhan terhadap perintah ICJ dan hukum humaniter internasional (IHL) untuk mengakhiri penderitaan di wilayah tersebut.
Tentu saja serangan Zionis Israel ke Rafah pada Ahad malam itu berulang kali menggegerkan dunia. Aksi protes terus mengarah ke rezim Tel Aviv. Salah satunya, ratusan mahasiswa Harvard di Amerika Serikat walk out saat upacara wisuda, sambil meneriakkan Free Palestine atau bebaskan Palestina. Di tengah sentimen anti-Yahudi yang semakin kencang di Amerika Serikat, peristiwa itu diperparah dengan penahanan belasan ijazah lulusan. Di samping itu, banyak pimpinan negara yang mengutuk pemerintahan Israel. Sebab tindakan tersebut merupakan pelanggaran sistematis terhadap penduduk sipil, hak asasi manusia dan hukum humaniter internasional.
Di sepanjang sejarah agama Ilahi, kita selalu menemukan gerakan-gerakan ekstrim dan fanatik. Orang-orang bodoh dan kaku membentuk kerangka gerakan tersebut dan biasanya mereka dimanfaatkan oleh para pemimpin arogan dan tirani untuk menebarkan kekerasan dan teror. Di era modern, di tengah kemajuan sains dan pekikan slogan-slogan kebebasan, dunia masih menyaksikan kehadiran kelompok-kelompok radikal dan ekstrim, di mana mereka mengancam ideologi dan keamanan masyarakat. Salah satu yang paling mengkhawatirkan dunia adalah entitas Zionis.
Saat ini, Zionisme sudah lebih dari beberapa dekade muncul sebagai gerakan ekstrem dalam agama Yahudi dan mengusung pemikiran sesat dan fanatik. Strategi kaum Zionis secara terang-terangan dibangun atas landasan teror dan kekerasan. Dengan menggunakan cara yang tidak manusiawi ini, Zionis sejauh ini telah membantai jutaan warga Palestina atau mengusir mereka. Apalagi sejak dulu, kaum Zionis yang didukung oleh rezim Israel berupaya menghancurkan Masjid al-Aqsha, kiblat pertama umat Islam dan sebagai gantinya mereka ingin membangun Kuil Nabi Sulaiman. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan ilegal itu, rezim Israel telah meningkatkan proses penempatan warga Yahudi di distrik-distrik pemukiman Zionis dan berupaya mengusir warga Muslim dari Baitul Maqdis.
Rezim Israel dengan sangat gencar menjalankan kebijakan Yahudisasi di kota suci tersebut. Pada kenyataannya, fanatisme dan ekstrimisme Yahudi di bawah bendera Zionisme, telah menciptakan penderitaan yang berkepanjangan bagi bangsa Palestina dan mereka juga mengancam keamanan di wilayah Timur Tengah bahkan dunia.
“Ya Hayyu Ya Qayyum, Wahai Yang Maha Hidup Yang Maha Memelihara, Teguhkan barisan pejuang Palestina, turunkan malaikat-Mu untuk membantu para mujahidin di Gaza dan seluruh bumi Al-Quds Palestina”.
Wallahu ‘Alam Bishawwab