Al-Quds, Rasilnews – Otoritas pendudukan Zionis Israel meningkatkan agresi mereka secara berkelanjutan terhadap kota al-Quds, dengan memperluas pembongkaran dan penghancuran properti Palestina, menyerbu rumah mereka dan menangkap anak-anak mereka.
Pusat Informasi Palestina (Palinfo) melaporkan, pasukan pendudukan Zionis Israel menyerbu kota Jabal Mukaber, tenggara al-Quds, dan mulai menghancurkan sejumlah rumah warga al-Quds sejak Senin pagi (13/2/2023).
Kejahatan penghancuran berdampak pada rumah warga al-Quds Ibrahim Bashir dan putranya Adham. Selain meratakan tanah keluarga, Israel juga menghancurkan fasilitas yang ada di rumah tersebut.
Pendudukan Zionis Israel juga menghancurkan tembok penahan milik Amjad Jaabis dari al-Quds, sehingga buldosernya dapat mencapai rumah keluarga Bashir dan menghancurkannya.
Selain itu, pasukan pendudukan Zionis Israel menghancurkan rumah warga al-Quds Othman Owaisat di kampung al-Owaisat, dekat pos pemeriksaan militer Israel di Sheikh Saad di kota Jabal al-Mukaber.
Serangan pendudukan Zionis Israel di al-Quds juga meluas ke kota Silwan, di mana asosiasi pemukim pendatang Yahudi yang didampingi oleh tim dari “Otoritas Alam” menyerbu kota, dan mulai meratakan tanah yang berdekatan dengan tanah al-Hamra, yang direbut Israel bulan lalu di kota Silwan.
Di kota al-Tur, pasukan pendudukan Zionis Israel menyerbu rumah keluarga syuhada Hussein Qaraqe’, dan menyerang penduduk di daerah tersebut.
Sementara di kamp Shuafat, pasukan pendudukan Zionis Israel menyita barang-barang toko warga al-Quds dan menghancurkan kios mereka di pintu masuk kamp.
Kabinet Keamanan Zionis menyetujui perluasan operasi keamanan di kota al-Quds, setelah menggelar sidang selama lebih dari enam jam terus menerus pada Ahad (12/2/2023).
Pemerintah pendudukan Zionis Israel ingin meningkatkan laju serangan terhadap warga al-Quds, termasuk melancarkan operasi penangkapan besar-besaran terhadap mereka, memindahkan banyak dari mereka ke tahanan administratif, menyita harta dan properti para tawanan, dan mengintensifkan operasi “keamanan” di perkampungan Palestina.
Salah satu aspek eskalasi adalah intensifikasi penghancuran rumah, dan penuntutan warga Palestina karena dianggap melakukan “hasutan melalui media sosial” selain pengerahan secara intensif polisi pendudukan Zionis Israel dan pendirian pos-pos pemeriksaan militer di perkampungan Al-Quds.