Bandung, Rasilnews – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengatakan jaringan terorisme masih hidup. Dia mengatakan sel-sel terorisme kini sedang bergerak.
Mahfud menyampaikan itu saat mengunjungi lokasi bom bunuh diri di Polsek Tanah Anyar, Bandung, Rabu (7/12).
“Kita harus bekerja sama karena terorisme itu kalau sudah menjadi ideologi, deradikalisasinya harus sungguh-sungguh dan dipantau terus karena jaringannya masih hidup sepertinya sudah mati, tapi sel-selnya masih bergerak. Kalau sudah bergerak biasanya cepat,” ujar Mahfud seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Mahfud pada hari ini menyambangi lokasi kejadian bom bunuh diri di Polsek Angsana Anyar dan Rumah Sakit (RS) Immanuel Bandung. Dia menyebut korban jiwa yaitu Aiptu Sofyan sudah dimakamkan.
“Saya menengok korban yang terluka, yang meninggal sudah dikuburkan. Kita semua ikut berduka atas peristiwa ini dan saya berharap juga kita semua waspada,” kata Mahfud.
Mahfud menuturkan jaringan terorisme saat ini masih ada meskipun secara kuantitatif sejak 2018 jumlahnya semakin menurun. Oleh karena itu, dia mengingatkan masyarakat agar pengertian apabila aparat penegak hukum (APH) bertindak tegas terhadap teroris.
“Kalau misalnya aparat penegak hukum bertindak tegas supaya dimaklumi karena memang jaringan teroris masih ada. Karena terkadang kan ada yang nyinyir kalau kita nangkap teroris dianggap sewenang-wenang, tapi kalau tidak ditangkap lalu dibilang bodoh, dibilang lalai,” terang Mahfud.
“Oleh karena itu, mari kerja sama saling pengertian menjaga negara ini,” sambung Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) periode 2008-2013 ini.
Mahfud menilai teroris merupakan musuh semua agama. Cara menghadapi kejahatan tersebut, terang dia, adalah dengan saling kerja sama.
“Kita kerja sama karena ini negara bersama dan teroris itu adalah musuh kemanusiaan, bukan pejuang agama apa pun. Musuh bersama, musuh semua penganut agama. Itu teroris,” tegas Mahfud.
“Masyarakat juga, terutama yang mengatasnamakan gerakan masyarakat sipil, supaya memaklumi karena kadang kala ketika kita melakukan tindakan tegas lalu dibilang mengada-ada, mengkriminalisasi, tapi kalau sudah terjadi lalu dibilang kok lalai,” katanya.
Sebagai informasi, aksi bom bunuh diri terjadi di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, pada Rabu (7/12) sekitar pukul 08.20 WIB. Peristiwa itu terjadi saat jajaran Polsek Astana Anyar sedang melakukan apel pagi.
Satu orang anggota Polri meninggal yakni Aiptu Sofyan dan sembilan orang luka. Selain itu ada seorang warga yang tengah melintas bernama Nur Hasanah menjadi korban luka ringan dalam kejadian ledakan ini.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar terafiliasi jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Jawa Barat.
“Pelaku terafiliasi JAD Bandung atau JAD Jawa Barat,” kata Listyo di lokasi kejadian, Bandung, Rabu (7/12).
Pelaku yang teridentifikasi merupakan mantan narapidana terorisme yang pernah ditahan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan.