Cibubur, Rasilnews – Persatuan adalah modal dasar yang sangat penting dalam pembangunan umat Islam, karena hanya dengan bersatu, umat dapat menjadi kuat dan mampu menghadapi berbagai tantangan yang ada.
Radio Silaturahim (Rasil) menghadirkan tausiyah penuh makna dan dalam, Habib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf. Sebagai pemimpin Rabithah Alawiyah, organisasi yang menaungi keturunan Rasulullah SAW di Indonesia, Habib Taufiq menyampaikan pesan yang mendalam tentang kepemimpinan, persatuan, dan fitrah manusia.
Dalam Tausyiah yang dipandu oleh Habieb Isa Al Kaff, Senin (26/08/24) Habib Taufiq menekankan pentingnya seorang pemimpin yang siap berkhidmat, bukan sekadar dilayani. “Seorang pemimpin adalah orang yang siap berkhidmat, bukan orang yang dilayani.” ungkapnya. Dirinya kemudian mengutip firman Allah SWT yang menyerukan umat Islam untuk berpegang teguh pada tali Allah.
وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ ۚ وَٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِۦٓ إِخْوَٰنًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمْ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
Habib Taufiq menjelaskan bahwa dua hal penting yang diperintahkan oleh Allah dalam ayat tersebut adalah berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah, serta menjaga persatuan umat. “Dua hal yang Allah perintahkan ada di sini: berpegang teguh pada tali Allah, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Nabi SAW, serta janganlah kalian bercerai-berai,” jelasnya. Beliau menambahkan bahwa umat Islam telah disatukan oleh Allah dengan satu tali, dan jika tali ini lepas, maka umat akan tercerai-berai. “Persatuan ini hanya akan terjaga jika kita kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi,” tegasnya.
Habib Taufiq juga mengingatkan akan bahaya yang mengintai ketika umat tidak lagi berpegang pada ajaran agama. Menurutnya, musuh Islam mengetahui waktu yang tepat untuk memecah belah umat, yaitu saat umat mulai meninggalkan tali agama Allah. “Musuh Islam tahu kapan saatnya kita bercerai-berai, yaitu ketika kita tidak lagi berpegang pada tali agama Allah,” katanya dengan penuh keprihatinan.
Selain itu, Habib Taufiq menguraikan tentang fitrah manusia yang pada dasarnya adalah baik, namun bisa dirusak oleh empat hal: syaitan, nafsu, syahwat, dan dunia. “Fitrah manusia itu baik, namun ada empat hal yang merusaknya, yaitu: syaitan, nafsu, syahwat, dan dunia,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa ketika manusia selamat dari empat hal yang merusak ini, fitrah mereka akan kembali baik.
Dalam tausiyahnya, beliau juga menyinggung tentang godaan syaitan yang lemah namun bisa menjadi kuat jika ibadah manusia tidak kokoh. “Jika ibadah kita tidak kuat, godaan akan kembali, tetapi ketika kita kembali kepada Allah, kita akan menjadi kuat,” jelasnya. Beliau juga menekankan bahwa nafsu merupakan musuh terbesar manusia, namun dapat dijinakkan jika seseorang benar-benar berusaha.
Habib Taufiq kemudian beralih ke topik tentang dunia dan kedudukannya dalam kehidupan manusia. Ia menyoroti bahwa cinta terhadap kedudukan dan materi dapat menumbuhkan sifat nifak dalam diri seseorang. “Cinta kedudukan dan materi akan menumbuhkan sifat nifak dalam diri manusia. Allah berfirman, ‘Janganlah kamu kagum dengan harta mereka dan anak-anak mereka.’ Allah menggambarkan dunia ini seperti mawar yang mekar, tetapi akan layu dan menjadi sampah,” katanya, mengingatkan akan fana-nya kehidupan dunia.
Ia juga memberikan peringatan bahwa rezeki yang kekal dan abadi hanya datang dari Allah. “Manusia sering terfitnah karena hal tersebut, tetapi ketahuilah bahwa rezeki Allah yang kekal dan abadi,” jelasnya. Oleh karena itu, Habib Taufiq mengajak umat Islam untuk bekerja mencari yang ukhrawi, yang kekal dan baik, dengan niat yang benar karena Allah.
Di akhir tausiyahnya, Habib Taufiq menggarisbawahi pentingnya niat yang tulus dan ikhlas dalam setiap amal. “Niat, tulus ikhlas, dilaksanakan bukan hanya dengan anggota badan yang zahir, tetapi juga dengan hati. Semoga kita tidak menjadi budak nafsu, dunia, dan syaitan, serta semoga kita menjadi hamba Allah yang baik dan soleh,” tutupnya.
Pesan-pesan Habib Taufiq dalam tausiyah ini menjadi pengingat yang sangat relevan di tengah kondisi umat yang saat ini sering terpecah-belah karena berbagai kepentingan duniawi. Melalui ceramahnya, beliau mengajak semua pihak untuk kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah sebagai dasar persatuan dan kekuatan umat Islam.