Gaza, Rasilnews – Pimpinan Jihad Islam Ziad Al-Nakhala dalam pernyataannya mengecam upaya negara-negara Arab untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.
“Mereka yang terburu-buru menuju normalisasi dengan proyek Zionis harus tahu dan memang mereka tahu bahwa ini adalah pengakuan mereka bahwa Palestina buka milik kami dan Yerusalem dengan masjidnya bukan milik kami,” kata Al-Nakhala seperti dikutip dari Middle East Monitor, Sabtu (7/10).
Ziad Al-Nakhala, yang menjadi buruan Israel mengatakan hal itu dalam pidatonya di video yang disiarkan kepada para pengunjuk rasa di Gaza, Tepi Barat, Lebanon dan Suriah yang menandai 36 tahun peringatan berdirinya gerakan Jihad Islam.
Para militan bersenjata dan bertopeng menghadiri unjuk rasa di Gaza dengan berseragam militer. Panitia juga memasang dua bendera besar Israel dan Amerika Serikat agar dapat diinjak oleh para demonstran ketika mereka tiba lapangan terbuka.
Jihad Islam Palestina berulang kali berperang melawan militer Israel dalam beberapa tahun terakhir dan selalu menolak kompromi politik apa pun. Kelompok ini bermarkas di Gaza dan juga memiliki kantor pusat di luar negeri di Beirut dan Damaskus.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mendorong Arab Saudi dan Israel untuk mengupayakan normalisasi. Kesepakatan apa pun dipandang masih jauh dari tercapai dan status Palestina merupakan salah satu isu utama yang harus diputuskan.
Al-Nakhala mengatakan Jihad Islam tetap menentang tidak hanya normalisasi hubungan dengan Israel, tetapi juga seluruh proses perdamaian yang dimulai dengan Perjanjian Camp David antara Israel dan Mesir pada 1978.
“Kami tegaskan perlawanan kami terus berlanjut dan gerakan Jihad Islam yang lahir dari semangat Islam masih tetap bertahan di jalurnya. Ia belum berkompromi dan tidak akan menyerah pada delusi,” katanya.