Gaza, Rasilnews – Ratusan orang Kristen yang tinggal di Jalur Gaza yang diblokade telah dilarang oleh otoritas Israel untuk bepergian ke kota Bethlehem di Tepi Barat yang diduduki untuk bergabung dengan perayaan Natal bersama kerabat mereka.
Berbicara kepada The New Arab (TNA), pejabat di gereja Ortodoks di Gaza, Elias al-Gelda, mengatakan, “Israel menolak mengeluarkan izin bagi setidaknya 382 orang Kristen untuk meninggalkan wilayah yang diblokade melalui Erez yang dikuasai Israel.”
Namun, dia menekankan, “Israel mengklaim telah mengeluarkan sekitar 518 izin untuk orang Kristen Gaza, sementara kebenaran mengatakan bahwa sebagian besar dari mereka yang menerima izin sudah keluar dari Gaza selama bertahun-tahun, dengan beberapa di antaranya adalah orang yang sudah mati.”
“Setiap tahun, Israel meningkatkan penolakannya untuk mengeluarkan izin bagi kami di Gaza dengan dalih keamanan,” katanya.
“Israel memperketat prosedur terhadap kami untuk meninggalkan tanah kami dan ingin mengosongkan kantong pesisir dari keberadaan orang Kristen,” paparnya.
Saat ini, ada sekitar 1.000 orang Kristen di Gaza terlepas dari situasi politik dan ekonomi yang rumit sebagai akibat dari blokade ilegal Israel.
Sebagai perbandingan, sebelum blokade Israel-Mesir dilaksanakan pada tahun 2007, lebih dari 3.500 orang Kristen tinggal di Gaza, menurut al-Gelda.
Suhaila Tarazi, seorang wanita Kristen yang tinggal di Gaza, selama delapan tahun berturut-turut dilarang pergi ke Bethlehem untuk bertemu putra, saudara laki-laki, dan kerabatnya.
“Saya tidak tahu alasan pelarangan saya. Saya seorang ibu dan ibu rumah tangga yang tidak terlibat dalam kegiatan politik apa pun di Gaza,” kata ibu dua anak berusia 49 tahun itu kepada TNA.