Jakarta, Rasilnews – Meskipun genosida di Jalur Gaza terus terjadi, semangat untuk membebaskan tanah yang diberkahi tetap berkobar. Ir. Faried Thalib, Presidium Mer C dan arsitek Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza, menyatakan bahwa perjuangan di Gaza melampaui nalar manusia. Meskipun menghadapi kehancuran luar biasa, Gaza tetap bertahan dari gempuran Zionis Israel.
Faried Thalib berkata meski Gaza hancur luluh dan kerusakan terjadi dimana-mana, namun hal itu juga terjadi pada tentara Israel yang mengalami kerusakan mental dan mirip dengan perjuangan melawan penjajah di Indonesia.
“Perkembangan perjuangan di Gaza, diluar nalar dan kalkulator manusia, levelnya bisa bertahan dan melawan. Secara fisik kerusakan yang begitu dahsyat, tetapi Israel juga lebih parah kerusakan secara mental dan fisik,” ujarnya dalam acara Bincang Spesial di Radio Silaturahim pada Sabtu (13/01).
RSI Gaza, yang diduduki oleh militer Israel, akhirnya berhasil dibebaskan setelah upaya diplomatik yang intens. “Militer Israel akhirnya meninggalkan RSI Gaza setelah berbagai upaya dilakukan, termasuk diplomasi,” tandas Faried Thalib.
sebelumnya, ditempat terpisah, Sarbini Abdul Murad, Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), sebelumnya menyatakan tuntutan agar Israel keluar dari RSI Indonesia. IDF, yang sebelumnya menuduh RSI sebagai markas Hamas, kini justru menjadikannya sebagai markas sendiri.
Sejauh ini, RS Indonesia sudah kosong karena evakuasi tenaga medis, pasien, dan warga setelah gencatan senjata pada November lalu. IDF mungkin menjadikan RSI sebagai markas karena kesulitan menaklukan kelompok-kelompok perlawanan di Palestina.
Meski demikian, pembantaian oleh Zionis Israel di Palestina masih terus terjadi, dengan lebih dari 23.000 warga Palestina tewas dalam 100 hari terakhir. Krisis pangan dan bantuan medis di Gaza semakin memburuk, meningkatkan urgensi penyelesaian konflik ini.