Jakarta, Rasilnews – Pembina utama lembaga kepalestinaan, Aqsa Working Group (AWG), Imaam Yakhsyallah Mansur menilai, jatuhnya ribuan korban sipil di Gaza akibat genosida Israel merupakan bukti kegagalan entitas Zionis itu.
Menurut Imaam Yakhsyallah, apabila apa yang terjadi di Palestina adalah perang, maka seharusnya korban yang berjatuhan antara kedua belah pihak ialah dari militer.
Tapi faktanya, kata Yakhsyallah, sangat sedikit militer pejuang Palestina (dari Hamas maupun faksi lainnya) gugur, sedangkan jumlah tentara Zionis Israel yang tewas mencapai ratusan orang.
Sementara jumlah warga sipil yang syahid di Palestina sebanyak 35.984 orang, terhitung sejak 7 Oktober 2023 hingga 26 Mei 2024 menurut data Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza.
“Karena yang perang itu militer, seharusnya korban ya dari militer. Tapi sangat sedikit bahkan hampir tidak ada korban militer dari pihak pejuang Palestina. Malah korban banyak dari orang sipil maka ini adalah kekalahan Zionis Israel, sebab warga sipil tidak bersenjata sehingga tidak bisa membalas. Jadi ini adalah kekalahan Zionis, kekalahan Yahudi. Kemenangan mereka hanyalah kebohongan,” kata Yakhsyallah kepada Rasilnews, Selasa (28/5).
“Serangan-serangan selama ini yang mereka (Israel lakukan), sebetulnya adalah menunjukkan sebuah kegagalan. Ini bisa kita lihat, militer Zionis sendiri banyak yang tidak setuju dengan perang mereka di Gaza, mereka menyatakan ini perang tanpa tujuan, kemudian mereka pun ada yang mengundurkan diri dari perang atau deserse, mengundurkan diri dari jabatan. Jadi sebetulnya ini adalah kekalahan Zionis,” tegasnya.
Yakhsyallah mengatakan, sebelumnya Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyatakan akan menghabiskan Gaza dalam tujuh hari.
“Tapi bahkan lebih dari tujuh bulan, Gaza tetap bertahan dan banyak pembalasan-pembalasan yang dilakukan oleh musuh-musuh Yahudi, mulai dari Yaman, Lebanon, maupun dari Hamas. Roket-roket mereka masuk bahkan sampai Tel Aviv. Ini merupakan sebuah kegagalan Zionis,” ungkapnya.
Selain kegagalan militer Zionis, Yakhsyallah menyebut, genosida di Gaza juga merupakan kegagalan politis.
“Jatuhnya banyak korban sipil menjadi kekalahan militer Zionis Israel dan kekalahan politis mereka karena di dalam Israel sendiri terjadi pecah belah tentang serangan ini, ada yang meminta gencatan senjata segera, ada yang mau peperangan dilanjutkan, bahkan keluarga sandera menuntut Netanyahu mundur agar genosida di Gaza segera selesai,” jelasnya.
Serangan terbaru Israel di Rafah pada Ahad (26/5), telah menewaskan sedikitnya 45 orang. Petugas medis Palestina mengatakan “banyak” orang lainnya terperangkap dalam puing-puing yang terbakar.
Sebelumnya, pejuang Hamas mengatakan pihaknya berhasil melancarkan serangan roket ke kawasan Tel Aviv di Israel tengah untuk pertama kalinya dalam hampir empat bulan pada Ahad (26/5).
Setidaknya delapan roket diluncurkan dari daerah Rafah di Gaza selatan, kata militer Israel, dan mengklaim bahwa beberapa di antaranya berhasil dicegat.***