Bekasi, Rasilnews – Pengamat ekonomi politik sekaligus narasumber tetap Radio Silaturahim (Rasil) 729 AM, Ichsanuddin Noorsy menyebut bahwa Iran siap menghadapi konflik besar melawan Zionis Israel, melihat ketegangan di antara kedua pihak yang kian meningkat.
“Ketegangan antara Iran dan Israel semakin meningkat, dengan indikasi bahwa Iran siap untuk menghadapi konflik besar. Setelah bertahun-tahun menghadapi sanksi internasional, Iran telah mempersiapkan diri dengan mengembangkan teknologi nuklir dan menjual minyaknya ke China,” ujar Noorsy dalam siaran Topik Berita Radio Silaturahim, Selasa (15/10) pagi.
“Meskipun ada embargo global, bagi Iran, embargo ini malah dianggap sebagai berkah, karena memberikan ruang untuk fokus pada pembangunan militer dan teknologi strategis lainnya,” sambungnya.
Israel, kata Noorsy, melalui tindakan provokatifnya, telah mengundang Iran ke dalam perang terbuka. Dia menilai, konflik tersebut bahkan telah menarik perhatian negara-negara yang memiliki hubungan denkat dengan Iran.
“Konflik ini tidak hanya melibatkan Iran dan Israel, tetapi juga menarik perhatian negara-negara yang memiliki hubungan dekat dengan Iran, seperti Suriah, Rusia, Venezuela, Korea Utara, dan China. Bahkan blok BRICS, yang mencakup negara-negara dengan pengaruh ekonomi dan politik signifikan, turut menunjukkan ketidaksenangan mereka terhadap dominasi Amerika Serikat,” jelas Noorsy.
Dia menyebut, tindakan provokatif Israel terhadap Iran ini berpotensi memicu perang skala besar yang tidak hanya melibatkan kekuatan militer, tetapi juga perang ekonomi, perdagangan, dan teknologi.
Noorsy bahkan mengatakan bahwa konflik tersebut bisa mengarah kepada Peran Dunia III.
“Konflik ini memiliki potensi untuk mengarah ke Perang Dunia III, dengan banyak negara siap mengambil posisi dalam konflik global yang melibatkan berbagai sektor. Dunia harus bersiap menghadapi situasi yang tidak terkendali ini,” katanya.
Meski demikian, Noorsy menilai bahwa Iran tampak tetap tenang, terutama dengan adanya dukungan dari sekutu seperti Rusia dan Korea Utara.
“Strategi Netanyahu dalam mendorong konfrontasi dengan Iran juga menjadi sorotan dan pertanyaannya adalah sejauh mana Israel akan mendengarkan pandangan presiden Amerika Serikat yang akan dating,” ucapnya.
Lebih lanjut, Noorsy mengatakan, apabila negara-negara Islam bersatu untuk merespon serangan Israel yang kian meluas ke Lebanon dan Suriah potensi keuntungan ekonomi dan politik bagi negara-negara Islam itu sangat besar.
“Dengan serangan Israel terhadap Gaza, Lebanon, dan Suriah, konflik ini sudah meluas menjadi perang regional. Jika negara-negara Islam bersatu, potensi keuntungan ekonomi dan politik bagi mereka bisa sangat besar,” tandasnya.***(Rid)