Jakarta, Rasilnews – Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Hidayat Nur Wahid (HNW) meminta Pemerintah Indonesia dan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) agar secara tegas menolak kehadiran Timnas Israel di Indonesia pada Piala Dunia U-20.
Hal itu disampaikan Hidayat Nur Wahid (HNW) dalam keterangan pers di situs resmi MPR RI, Rabu (8/3/2023).
HNW mengkritik sikap Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Ketua Umum PSSI Erick Thohir yang tidak merespons positif penolakan berbagai Ormas Islam seperti MUI, Muhammadiyah, DDII, serta anggota DPR dan BKSAP DPR RI atas kedatangan Timnas Israel U-19.
“Apalagi di saat yang sama, Israel dengan kompetisi sepak bola bukan makin sportif, malah makin brutal, bukan hanya terhadap warga Gaza, tapi juga warga Palestina di Tepi barat, dengan makin banyak melakukan kejahatan terhadap warga sipil dan menghancurkan paksa banyak pemukiman warga Palestina di Tepi barat,” ujar HNW.
Bahkan, sambungnya, pada Desember 2022, pasukan penjajahan Israel juga menembak mati Ahmed Daraghbah, bintang muda sepak bola Palestina.
“Dengan laku makin brutal seperti itu, Israel makin membuktikan diri sebagai negara penjajah,” tegas politisi dari Fraksi PKS itu.
Menurut HNW, semestinya Ketua PSSI dan Kemenpora meneladani Presiden Pertama RI, Soekarno yang menolak kesebelasan Israel karena posisi Israel sebagai penjajah.
“Bung Karno menolak tanpa merasa malu, malah penuh percaya diri, karena sikapnya itu berbasiskan landasan Konstitusional yang jelas dan benar,” ucapnya.
Diketahui, Bung Karno pernah melarang Timnas Indonesia bertanding melawan Israel pada Kualifikasi Piala Dunia 1958 dan tidak mengundang Timnas Israel pada Asian Games 1962 di Jakarta.
“Dan karena konsistensi dan ketegasannya itu, nama Bung Karno menjadi sangat harum, yang berimbas pada keharuman nama Indonesia juga,” ungkap HNW.
Sikap tegas dan berani dari Bung Karno itu, lanjut HNW, dapat dipahami, karena perintah UUD NRI 1945 sudah sangat jelas dan tegas bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
“Dan hingga saat ini, penjajahan Israel terhadap Palestina masih terus berlangsung. Bahkan dibandingkan dengan saat Bung Karno tidak mengundang atau menolak kedatangan tim Israel pada tahun 1962, sikap Israel sebagai negara penjajah bukan semakin melunak, tapi semakin parah,” kata HNW.
“Bahkan Masjid Al-Aqsha yang dahulu belum disentuh penjajah dan ekstrimis zionis, belakangan semakin sering diserang dan atau dilanggar kesuciannya oleh rezim zionis dengan pengawalan pasukan Israel,” tukasnya.
HNW menjelaskan, penolakan berbagai pihak atas rencana kedatangan lebih dari 50 pemain sepak bola israel beserta tim pendukungnya ini bukan semata purusan politik, tetapi urusan konsistensi melaksanakan Konstitusi sebagaimana diwujudkan dalam sikap resmi Pemerintah sejak zaman Bung Karno.
“Penolakan itu juga karena masalah kemanusiaan yang dicabik-cabik oleh pemerintah Israel dan warga pendukungnya. Dan semestinya, kemanusiaan itu ditempatkan di atas hal apa pun, termasuk di atas kepentingan yang mengatasnamakan olahraga,” tambahnya.
Menurut HNW, Kemenpora dan PSSI seharusnya bisa bernegosiasi dengan FIFA.
FIFA diketahui bersikap tegas melarang Rusia tampil di Piala Dunia 2022, dikarenakan invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.
“Padahal tim sepak bola Rusia tampil cukup menawan di fase kualifikasi. Padahal invasi Rusia terhadap Ukraina bila dibanding dengan penjajahan Israel terhadap Palestina jelas kalah jauh. Dan ternyata di dunia olahraga bukan hanya FIFA yang menghukum Rusia, juga di lapangan Tenis, atlet Rusia dilarang menampilkan bendera dan asal negaranya Rusia,” ungkap HNW.
Ia mengatakan, korban yang jatuh akibat penjajahan Israel sejak 1948 jumlahnya jauh lebih banyak dibanding dengan korban akibat invansi Rusia sejak setahun yang lalu.
Momentum Piala Dunia U-20 ini, kata HNW, seharusnya digunakan pemerintah dan PSSI atas nama sportifitas, kemanusiaan, dan keadilan serta konsistensi pada konstitusi sebagaimana dicontohkan Presiden Soekarno, untuk menekan Israel agar menghentikan penjajahannya atas Palestina dan mengakui Palestina merdeka dengan ibukota Jerusalem (timur).
“Juga untuk mengkoreksi FIFA agar berlaku adil dan tidak berlaku standar ganda, melarang kesebelasan Rusia tapi membolehkan kesebelasan Israel negeri penjajah yang bahkan juga tidak peduli dengan sportifitas olahraga, terbukti dengan ditembak matinya beberapa pesepakbol Palestina, seperti yang terakhir bintang sepakbola Palestina; Ahmed Daraghbah, yang ditembak mati oleh penjajah israel pada Desember 2022,” pungkas HNW.
Sebelumnya, Kemenpora Zainudin Amali dan Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyatakan siap menerima dan menjamin semua tim sepak bola yang akan berlaga pada Piala Dunia U-20 di Indonesia, termasuk Timnas Israel.***