Depok, Rasilnews – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) adakan Election Fest untuk menguatkan partisipasi pemuda dengan perspektif baru. Fokusnya adalah meningkatkan partisipasi bukan hanya datang ke TPS, melainkan juga berperan sebagai pemilih kritis dan mau berkontribusi langsung dalam Pemilu.
Kontribusi aktif ini dapat berupa dukungan dan menjadi simpatisan salah satu pasangan calon (paslon) atau partai politik, ikut mengkritisi visi-misi dan rekam jejak peserta pemilu, hingga menjadi petugas KPPS dan pemantau Pemilu.
Oleh karenanya, Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) berkolaborasi dengan Pusat Kajian Politik Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sosial Politik FISIP UI (Puskapol LPPSP FISIP UI), menyelenggarakan Festival Pemilu (Election Fest), dengan tajuk, “Meningkatkan Partisipasi Pemilih Muda dalam Pemilu Serentak 2024” pada Selasa (6/2) di Auditorium Mochtar Riady, FISIP UI.
Pemaparan gagasan oleh juru bicara muda capres dan cawapres, Muhammad Fachri Muchtar (Jubir muda Anies-Muhaimin), Rob Clinton Kardinal (Jubir muda Prabowo-Gibran) dan Aris Setiawan Yodi (Jubir muda Ganjar-Mahmud). Yang menjadi panelis adalah Hurriyah (Puskapol LPPSP FISIP UI), Heroik Muttaqin (Perludem), Muhammad Rafkarilo Afi (Ketua BEM FISIP UI), serta moderator Elvira Khairunnisa (Executive Producer CNN Indonesia).
Dalam sambutannya, Dekan FISIP UI, Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto mengatakan, anak-anak muda seyogyanya bukan cuma menjadi pemilih, tapi yang juga penting adalah menjadi agen yang secara aktif menjaga integritas pemilu. “Partisipasi pemuda bukan hanya masuk ke bilik suara dan menyoblos tetapi juga dapat menjaga integritas dan kualitas pemilu,” ujarnya.
Ia berharap pemilu tahun ini bisa lebih transparan dan akuntabilitas penyelenggaran pemilu menjadi penting dalam konteks mewujudkan politik yang bersih.
Berdasarkan Daftar Pemilu Tetap (DPT) yang telah ditentukan oleh KPU, sekitar 56,45% pemilih masuk dalam klasifikasi pemilih muda di Pemilu 2024 mendatang. Angka ini menunjukkan pentingnya peran pemuda dalam menjaga proses penyelenggaraan pemilu dan ujungnya adalah menghasilkan pemilu yang demokratis dan berintegritas.
Sayangnya, metode yang digunakan untuk meningkatkan partisipasi pemuda masih dengan cara lama. Sebagai contoh, pendidikan pemilih untuk pemuda hanya dilakukan oleh KPU dengan mendistribusikan informasi melalui iklan dan seminar formal. Selain itu, pemuda juga jarang dilibatkan dalam proses penyelenggaraan pemilu, utamanya mendorong mereka aktif berperan sebagai petugas-petugas yang menyelenggarakan pemilu.
Menurut jubir muda Anies – Muhaimin, Muhammad Fachri Muchtar, “Anak-anak muda jangan hanya dipandang sebagai lumbung suara dan objek politik semata pada pemilihan nanti, tetapi juga sebagai subjek politik yang penting untuk diajak terlibat dalam masa-masa kampanye bahkan didengar suaranya.” Ia mencontohkan program “Desak Anies” dan menjelaskan gagasan-gagasan AMIN dalam dunia pendidikan serta mengajak keterlibatan dan kolaborasi anak muda dalam proses pemerintahan nantinya.
Di sisi lain, jubir muda Prabowo – Gibran, Rob Clinton Kardinal menceritakan pengalamannya tahun 2019 lalu dalam berpartai.”Ketika itu, anak-anak muda di dalam partai hanya menjadi ‘pajangan’. Namun, pada pemilu tahun 2024 ini sudah berubah karena anak muda sudah diberikan ruang kebebasan, bahkan para paslon mendengarkan apa yang diinginkan anak muda, contohnya paslon 02 mengadakan kompetisi e-sport,” jelas Rob.
Rob mengatakan keinginannya agar anak muda bersatu memilih dengan menggunakan suara hati dalam memilih, karena lima tahun ke depan Indonesia harus mengalami perubahan. “Paslon 02 mengangkat hilirisasi dan meningkatkan SDM karena kami tidak mau anak-anak muda nantinya menjadi beban,” ujarnya.
Sementara jubir muda Ganjar – Mahfud, Aris Setiawan Yodi berbicara mengenai peningkatan SDM. Aris mengatakan, program paslon 03 salah satunya yaitu satu keluarga satu sarjana untuk keluarga miskin. Paslon 03 menyakini bahwa hal tersebut bisa mengatasi kemiskinan karena diharapkan sarjana tersebut akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, dan bisa membiayai keluarganya.
“Selain itu program internet gratis untuk Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang rata di seluruh Indonesia,” tutup Aris.
Rangkaian agenda Election Fest ini diisi oleh diskusi interaktif antara jubir muda paslon capres-cawapres dengan peserta, diskusi dengan KPU dan Bawaslu, serta simulasi pungut-hitung suara. Selain itu, acara ini juga diisi oleh live music bersama Ananda Badudu untuk memberikan hiburan bagi peserta.