Jakarta, Rasilnews – Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon menegaskan, serangan pejuang Palestina ke Israel adalah upaya untuk mempertahankan diri serta merebut kembali tanah air mereka yang dijajah oleh Israel.
“Kalau kita melihat konteks apa yang sedang terjadi sekarang ini (serangan Palestina ke Israel) sebenarnya merupakan suatu upaya bagi warga Palestina untuk mempertahankan diri mereka terhadap agresi Israel dan juga upaya warga Palestina untuk mempertahankan tanah dan rumah-rumah mereka yang dijarah oleh Israel,” ujarnya saat konferensi pers di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (10/10).
Fadli menerangkan, hal itu disebabkan pendudukan ilegal Israel terhadap bangsa Palestina selama bertahun-tahun hingga banyaknya korban jiwa yang berjatuhan akibat penjajahan tersebut.
“Bahwa yang terjadi selama ini adalah pelanggaran yang sangat jelas dan sangat nyata oleh Israel terhadap perjanjian-perjanjian internasional, terhadap resolusi-resolusi PBB, bahkan hampir setiap tahun selalu terjadi pelanggaran tersebut dengan penjarahan terhadap tanah-tanah milik warga Palestina di berbagai kota, sampai Yerusalem,” ujarnya.
Pada tahun ini saja, sambung Fadli, PBB mencatat sekitar lebih dari 300 warga Palestina dibunuh oleh Israel secara tidak sah, termasuk warga sipil.
Selain itu, dia pun menegaskan, konflik Israel-Palestina yang kian memanas bukanlah persoalan kelompok tertentu —dalam hal ini Hamas— seperti yang di-framing oleh media-media tertentu.
“Kami ingin menegaskan bahwa ini bukan persoalan satu kelompok atau bukan persoalan seperti yang diperlihatkan oleh media-media tertentu dari negara-negara tertentu,” tegasnya.
Fadli berharap, konflik Israel-Palestina bisa diselesaikan dengan cara damai melalui negosiasi. Namun, kerap kali Israel lah yang melanggar kesepakatan-kesepakatan hasil negosiasi tersebut.
“Kita ingin konflik ini bisa diselesaikan dengan cara damai, negosiasi tetapi sesuai dengan aturan yang ada gitu ya. Karena selama ini, justru pihak Israel lah yang selalu melakukan pelanggaran terhadap apa yang telah menjadi kesepakatan kesepakatan internasional,” ujarnya.
Lebih lanjut, menurut Fadli, diamnya dunia internasional menjadi salah satu faktor meluasnya wilayah pendudukan Israel di tanah Palestina.
“Kalau kita lihat bagaimana Palestina dalam kurun waktu sejak tahun 1967 sampai sekarang, wilayah-wilayahnya semakin mengecil dan ini terjadi pendiaman oleh dunia internasional,” kata Fadli.
Dalam hal ini, dia menekankan, rakyat Indonesia, pemerintah, dan parlemen tetap konsisten menggalakkan pembelaan dan mendukung perjuangan Palestina.
“Masyarakat Indonesia, pemerintah, dan juga parlemen selama ini juga selalu mendukung kemerdekaan dunia internasional terhadap kedaulatan dan kemerdekaan rakyat Palestina,” ucap Fadli.
Menentang penjajahan di muka bumi, sambungnya, merupakan amanat dari konstitusi dan UUD 1945.
Selain Ketua BKSAP DPR RI Fadli Zon, hadir pula dalam konferensi pers itu Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun, Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Bagus Hendraning Kobarsyih, dan Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) BKSAP DPR RI-Parlemen Palestina Syahrul Aidi Maazat.
Tercatat, serangan Israel hingga Selasa (10/10) sudah menghancurkan tujuh masjid di Jalur Gaza, bahkan Rumah Sakit (RS) Indonesia turut menjadi sasaran oleh kejahatan Israel hingga menewaskan satu staf lokal dari Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) yang bekerja di RS tersebut, Abu Romzi.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sejumlah 704 warga Palestina termasuk 140 anak-anak meninggal dunia dalam agresi itu dan lebih dari 3.900 orang terluka.***