Fadli Zon: Indonesia Komitmen Hentikan Penindasaan di Uyghur
Jakarta, Rasilnews – Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon mengatakan pihaknya berkomitmen untuk berupaya menghentikan segala bentuk kekejaman dan penindasan terhadap manusia, termasuk penindasan yang dialami muslim Uyghur di Xinjiang, China.
“Kami tentu sangat berkomitmen bahwa segala macam kekejaman, penindasan terhadap umat manusia, termasuk Uyghur harus dihentikan, karena bagaimana pun kita mempunyai rasa kemanusiaan yang sama apalagi warga muslim Uyghur ini ditekan,” ujar Fadli kepada Rasilnews, Senin (18/4).
Hal itu ia sampaikan usai berdialog bersama Director of Uyghur Human Rights Project, Omer Kanat di Fadli Zon Library, Jakarta Pusat pada Senin sore.
Fadli mengatakan, BKSAP sudah berkali-kali mengajukan resolusi dan telah diadopsi dalam pertemuan Inter-Parliamentary Union (IPU), maupun pertemuan negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
“Kami berharap bahwa hal ini dapat segera diatasi, diselesaikan karena penindasan dan kekejaman terhadap muslim Uyghur ini jelas melanggar Hak Asasi Manusia (HAM),” tegasnya.
Meski demikian, ia menyampaikan tidak akan memutuskan hubungan diplomatik dengan China, seperti memutuskan hubungan diplomatik terhadap Israel yang menindas warga Palestina. Menurutnya, penindasan yang dilakukan China terhadap muslim Uyghur masih bisa diselesaikan dengan cara lain.
Namun, semua negara mesti kompak, termasuk Indonesia harus menjadi garda terdepan untuk meminta pemerintah China mengoreksi kebijakan-kebijakannya yang menimbulkan kekejaman dan penindasan terhadap Uyghur.
“Tetapi memang negara-negara harus kompak, termasuk Indonesia harus berada di front depan untuk meminta kepada pemerintah China untuk mengkoreksi berbagai macam kebijakan yang telah menimbulkan berbagai masalah besar di Uyghur, termasuk kekejaman,” jelas Fadli.
Sebelumya, Director of Uyghur Human Rights Project, Omer Kanat menceritakan situasi yang saat ini terjadi di Uyghur. Muslim Uyghur mengalami berbagai penindasan selama bertahun-tahun. Saat ini, pihak berwenang China di Xinjiang membatasi jumlah muslim yang diizinkan berpuasa di bulan Ramadhan. Mereka bahkan dilarang mengucapkan “Assalamualaikum” kepada sesama muslim.
Sebuah “genosida” yang terdokumentasi dengan baik telah diluncurkan oleh otoritas China terhadap komunitas minoritas Muslim di Xinjiang, yang melibatkan penahanan massal dan indoktrinasi.
Selain berupaya mengehentikan kekejaman di Uyghur, Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) juga selalu mendukung kemerdekaan Palestina, aktif mengadvokasi Rohingya, dan lain sebagainya.
“Kami di BKSAP selain mendukung kemerdekaan Palestina, menghentikan kekejaman di Uyghur, kita juga sangat aktif waktu tempo hari mengadvokasi tentang Rohingya,” ucap Fadli.
Menurutnya, menghentikan kekejaman di negara-negara tersebut harus diperjuangkan oleh semua pihak, baik dari sisi parlemen, civil society, maupun pemerintah.