Erick Yusuf: Sebagai Dai, Artis, dan Motivator, Serukan Tidak Perlu Boykot Film Karya Basel Adra dan Yuval Abraham

Jakarta, Rasilnews – Film yang disutradarai oleh Basel Adra, seorang Palestina, dan Yuval Abraham, seorang Israel, belakangan ini menjadi perbincangan hangat di Indonesia. Kontroversi muncul terkait apakah film ini berfungsi sebagai propaganda atau justru mendukung perjuangan Palestina. Beberapa organisasi non-pemerintah (NGO) di Malaysia dan Indonesia bahkan menyerukan boykot terhadap film tersebut.

Namun, Erick Yusuf, yang menjabat sebagai Wakil Ketua LSBPI (Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam) MUI Pusat, bersama dengan peranannya sebagai dai, artis, dan motivator, menanggapi seruan boykot tersebut dengan tegas. Erick menilai bahwa masyarakat Indonesia tidak seharusnya terburu-buru mengikuti ajakan boykot yang belum didasarkan pada kajian yang menyeluruh.

“Saya sangat menyesalkan adanya seruan boykot dari beberapa NGO yang tanpa riset dan kajian mendalam menyerukan hal tersebut. Kita harus lebih bijaksana dan tidak mudah terpengaruh oleh ajakan yang tidak jelas asal-usulnya,” ujar Erick Yusuf, yang juga terlibat aktif dalam Majelis Ulama Indonesia (MUI) kepada Radio Silaturahim di Plaza FX Sudirman, Rabu (27/03/25).

Erick menekankan bahwa MUI telah melakukan riset yang komprehensif terkait film ini, dan MUI justru mengajak masyarakat Indonesia untuk menontonnya. Sebagai Wakil Ketua LSBPI MUI Pusat, Erick menjelaskan bahwa seruan boykot yang berasal dari beberapa NGO luar negeri, seperti dari Malaysia, tidak dapat dijadikan acuan.

“MUI sudah meriset film ini dan kami percaya bahwa film ini dapat memperkuat semangat kita dalam mendukung Palestina, meskipun ada pihak dari Israel yang terlibat dalam produksinya. Jadi, seruan boykot tersebut harus kita tinjau kembali,” tambah Erick Yusuf.

Turut hadir dalam acara tersebut sejumlah Artis dan tokoh penting, diantaranya, Helvy Tiana Rosa, seorang sastrawan dan penulis, Dwiki Darmawan, musisi dan komposer, serta Prof. Sudarnoto Abdul Hakim, M.A., Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri. Mereka semua hadir mendukung peluncuran Forum Artis Seniman Peduli Palestina (FASP), yang diharapkan bisa menjadi wadah untuk memperkuat solidaritas seniman Indonesia terhadap perjuangan Palestina.

Sebagai seorang motivator dan dai, Erick Yusuf mengingatkan masyarakat untuk tidak cepat mengambil keputusan tanpa memahami konteks yang lebih dalam. Ia mengajak agar masyarakat Indonesia tidak terjebak pada opini sepihak yang berkembang tanpa dasar yang jelas. “Jangan terburu-buru untuk menyimpulkan apakah kita akan boykot atau tidak. Lakukan riset lebih dahulu dan jika perlu, mari kita kaji bersama-sama,” ungkap Erick Yusuf.

Erick Yusuf juga menegaskan pentingnya untuk mengikuti petunjuk dan fatwa dari MUI dalam menyikapi film ini. Sebagai Wakil Ketua LSBPI MUI Pusat, Erick berharap agar masyarakat lebih bijaksana dalam menyikapi isu ini dan tidak mudah terpengaruh oleh seruan dari luar negeri yang tidak jelas akarnya.

Erick Yusuf berharap masyarakat Indonesia bisa lebih kritis dan melakukan riset terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan, serta mendukung langkah-langkah yang dapat memperkuat solidaritas terhadap Palestina tanpa terjebak dalam sentimen politik yang bisa memecah belah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *