Rusia, Rasilnews – Empat anggota kelompok sabotase tewas dalam upaya melanggar perbatasan Rusia di wilayah Bryansk yang berbatasan dengan Ukraina. Insiden ini terjadi saat kelompok tersebut mencoba memasuki wilayah Rusia di distrik Klimovsky, kata Dinas Keamanan Federal (FSB) pada Senin (30/10).
“Pada tanggal 27 Oktober, petugas dari Dinas Perbatasan FSB di wilayah Bryansk, bersama dengan unit Angkatan Bersenjata Rusia dan Garda Nasional Rusia, menggagalkan upaya pelanggaran perbatasan negara oleh kelompok sabotase-pengintaian di distrik Klimovsky,” demikian pernyataan resmi yang disampaikan oleh FSB mengutip Kantor Berita Rusia Sputnik.
Menurut pernyataan resmi FSB, pasukan keamanan dan militer Rusia terlibat dalam bentrokan sengit dengan kelompok penyabot yang mencoba menembus batas negara. “Empat penyabot tewas dalam bentrokan tersebut, sementara sisa-sisa kelompok yang mundur terkena serangan rudal dan artileri, yang mengakibatkan kerugian lebih lanjut,” kata FSB dalam laporannya.
FSB mengungkapkan bahwa selama operasi penyisiran, mereka menemukan senjata buatan asing serta beberapa perlengkapan dengan lambang militer Amerika Serikat di tubuh para penyabot yang tewas. Kendati tidak ada detail lebih lanjut mengenai jenis senjata dan peralatan yang ditemukan, FSB menilai ini sebagai indikasi kuat keterlibatan pihak asing dalam insiden tersebut.
Sementara itu, Gubernur wilayah Bryansk, Alexander Bogomaz, juga memberikan pernyataan terkait insiden ini. Ia menegaskan bahwa upaya kelompok bersenjata untuk melintasi perbatasan negara telah berhasil digagalkan. “Musuh mengalami kerugian akibat kebakaran dan tindakan tegas dari pasukan keamanan Rusia. Saat ini, situasi di distrik Klimovsky stabil dan sepenuhnya berada di bawah kendali Markas Besar Operasional di wilayah Bryansk,” ujar Bogomaz.
Gubernur menambahkan bahwa rezim operasi antiteroris (CTO) telah diterapkan di wilayah tersebut, yang memungkinkan penggunaan berbagai langkah keamanan tambahan untuk menjaga stabilitas wilayah.
Dugaan keterlibatan asing semakin diperkuat dengan adanya tanda-tanda yang terkait dengan Resimen Ranger ke-75 Amerika Serikat. Menurut sumber terbuka, Resimen Ranger ke-75 adalah unit Operasi Khusus elit AS yang memiliki kemampuan dalam operasi sabotase dan pengintaian di belakang garis musuh. Resimen ini terdiri dari personel yang terlatih khusus dan dilengkapi untuk menghadapi berbagai medan operasi, termasuk pengintaian udara dan operasi langsung di wilayah berisiko tinggi.
Resimen ini memiliki sejarah panjang dalam melakukan operasi di wilayah yang menuntut strategi tempur cepat dan serangan langsung, termasuk pengalaman tempur selama Perang Vietnam.