Pendidikan dan Kesehatan Gratis, Mampukah?

Padahal ada pidato menarik yang viral dari Menko Polhukam Mahfud MD tahun lalu. Beliau mengutip pernyataan pejabat PPATK Abraham Samad. Bahwa kalau saja di dunia pertambangan dapat menghapus celah korupsi, setiap kepala orang Indonesia mendapatkan 20 juta/bulan tanpa kerja apapun. Pidato ini patut diaminkan. Tak diragukan lagi, sumber keuangan dari pengelolaan SDA saja sudah lebih dari cukup menjadi sumber biaya pendidikan dan kesehatan. Tak perlu menarik sejuta pajak yang memberatkan rakyat.

Sayyidina Ali dan Jamaah Shalat Shubuh

Mendengar penjelasan Jibril demikian, mengertilah kini Rasulullah ﷺ. Beliau sangat menyukai perbuatan sayyidina Ali, karena apa yang dilakukannya itu tentunya menunjukkan betapa tinggi penghormatan umat Islam kepada orang lain. Satu hal lagi, bahwa sayyidina Ali tidak pernah ingin sengaja terlambat atau meninggalkan amalan sholat Subuh berjamaah. Rasulullah ﷺ pun menjelaskan hal itu kepada para Sahabat untuk dijadikan Ibroh dalam menjalankan ajaran Islam yang mulia.

Masalah UKT, Mahalnya Pendidikan di Indonesia

Masalah kenaikan biaya kuliah bukan kali ini saja terjadi. Nyaris tiap tahun UKT naik dan kian memperburam potret pendidikan di negeri ini. Dampaknya, bukan hanya menambah berat beban ekonomi para mahasiswa dan calon mahasiswa yang mayoritas berasal dari masyarakat bawah, tetapi juga turut memperberat beban fisik dan mental mahasiswa yang sudah habis tenaganya dengan beban kurikulum yang luar biasa.

Agar Tidak Menjadi A Lost Generation

Pertanyaannya kemudian adalah siapa yang harusnya melakukan amar ma’ruf nahi munkar di negara ini? Seharusnya memang pemerintah yang memiliki kewenangan, aparat dan segala resources yang diperlukannya. Tetapi bila ini pun tidak terjadi, bukan berarti masyarakat tidak bisa melakukan perubahan-perubahan. Berikut adalah beberapa di antara perubahan-perubahan atau pekerjaan besar ‘membangun Negeri, membangun Umat’ yang dapat kita lakukan bersama dengan ‘segolongan umat’ yang ada di sekitar kita.

Sorotan Dunia Terhadap Presiden Iran

Seperti Ali Khamenei, Ebrahim Raisi terkenal sebagai penantang Amerika Serikat dan Israel. Diketahui, Iran menyatakan kedua negara itu sebagai musuh bebuyutannya. Raisi sempat mengkritik pendahulunya, Hassan Rouhani, yang lebih moderat terhadap Barat dan sempat menekan perjanjian nuklir tahun 2015 dengan Amerika Serikat. Raisi pun mengamini saat Washington menarik diri dari perjanjian itu pada 2018, di era kepemimpinan Donald Trump.

Tajuk Rasil : Musuh Manusia Bukan Kezaliman Tapi Rasa Takut Mati

Jadi, rakyat yang takut mati merupakan ‘lahan subur’ bagi kekuasaan diktator dan otoriter. Tetapi, begitu rasa takut mati itu hilang, situasi menjadi berbalik. Rakyat tak lagi enggan menghadapi konsekuensi apa saja yang akan menimpanya. Kesewenangan menjadi lenyap setelah suasana psikologis rakyat mencapai ‘break even point’ (BEP) dalam aksi protes yang tak bisa dijinakkan lagi. Setelah BEP, rakyat menguasai situasi dan kembali memegang kedaulatan.