Jakarta, Rasilnews – Anggota Komisi III DPR Santoso meminta aparat keamanan lebih mengantisipasi pergerakan kelompok teroris mengingat sebentar lagi akan ada momen Natal dan Tahun baru. Santoso mengingatkan itu usai terjadi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung pada Rabu pagi tadi (7/12).
“Aparat penegak hukum, termasuk BIN punya tugas untuk mengantisipasi agar peristiwa bom bunuh diri ini tidak terjadi lagi,” kata dia lewat siaran pers, Rabu (7/2), seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Santoso juga mengkritik Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) usai terjadi ledakan bom bunuh diri di Bandung. Menurutnya, BNPT kecolongan.
“Peristiwa bom bunuh diri ini BNPT kecolongan,” ujarnya.
Sansoto berpesan agar BNPT benar-benar menjalankan program deradikalisasi untuk membentuk karakter bangsa yang toleran dan menghormati perbedaan.
“Program deradikalisasi yang dilakukan oleh BNPT jangan hanya berorientasi pada penyerapan anggaran! Tapi benar-benar membentuk sikap toleran antaranak bangsa atas adanya perbedaan dan pandangan politik,” kata Santoso.
Sebelumnya, aksi teror bom bunuh diri terjadi di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat, pada Rabu pagi (7/12).
Kapolres Bandung Komisaris Besar Aswin Sipayung mengatakan aksi teror tersebut terjadi pada saat kegiatan apel sedang berlangsung sekitar pukul 08.20 WIB.
Aswin menyebut mulanya aksi teror dilakukan ketika pelaku mencoba masuk ke area polsek sembari mengacungkan senjata tajam
“Pukul 08.20 WIB, Polsek Astana Anyar sedang apel, satu org laki-laki masuk ke polsek mengacungkan senjata tajam,” ujarnya ketika dikonfirmasi.
Belakangan pelaku bom Polsek Astana Anyar teridentifikasi sebagai Agus Sujatmo alias Agus Muslim, mantan napi teroris yang pernah terlibat dalam kasus bom panci di Cicendo pada 2017.