Jeddah, Rasilnews – Direktur Pelaksana Kantor Berita Republik Islam menggambarkan berita palsu sebagai senjata perang yang digunakan di Gaza melawan Palestina.
Media yang setia pada etika tidak pernah mengobarkan api kekerasan dan kebencian, namun rezim Zionis melalui berita palsu berusaha mengalihkan opini publik dari tragedi kemanusiaan di Gaza, kata Ali Naderi pada forum media internasional yang fokus menghadapi kebencian dan kekerasan di Gaza. media diadakan di kota pelabuhan Saudi Jeddah pada hari Minggu.
Dalam pidatonya di forum tersebut, ketua IRNA mengecam pembunuhan ribuan orang termasuk anak-anak dan perempuan di Jalur Gaza oleh Zionis.
Bersikap jujur dan tidak memihak serta menjauhi diskriminasi adalah prinsip etika media yang utama, Naderi menggarisbawahi.
“Rilis berita palsu adalah salah satu tantangan etika media,” ujarnya seperti yang dikutip dari IRNA.
Dia merujuk pada klaim palsu tentang keberadaan terowongan Gerakan Perlawanan Palestina (Hamas) di bawah sebuah rumah sakit di Gaza sebagai contoh penyebaran berita palsu yang kesalahannya diungkapkan oleh jaringan berita AS CNN.
Seperti yang dikatakan oleh ketua IRNA, ada banyak contoh yang membuktikan bahwa berita palsu telah menyebar secara sistematis dan bertentangan dengan kenyataan di Gaza.
Kejahatan rezim Israel di Gaza terlalu besar sehingga menyebabkan para penjahat menyebarkan berita palsu tentang hal itu agar opini publik tidak memahami betapa dalamnya tragedi kemanusiaan di Jalur Gaza, Naderi mengumumkan.
Pejabat senior organisasi keagamaan, perwakilan kantor berita Islam dan internasional, serta tokoh hak asasi manusia menghadiri forum media internasional Jeddah.