Jakarta, Rasilnews – Serbuan Menteri Keamanan Nasional pendudukan Zionis Israel, Itamar Ben Gvir terhadap Masjid Al-Aqsha pada Selasa, (3/1) kemarin menuai respon keras dari sejumlah tokoh masyarakat dunia.
Tidak terkecuali dari Indonesia, Lembaga Kepalestinaan yang konsen terhadap upaya pembebasan Masjid Al-Aqsha dan Palestina, Aqsa Working Group (AWG) mengeluarkan pernyataan kecaman terhadap langkah keliru pemerintahan baru Pendudukan Israel tersebut yang dinilai akan meningkatkan perlawanan, bahkan mencetuskan gerakan intifadhah baru bagi Palestina.
Netanyahu diambil sumpahnya pada 29 Desember 2022 sebagai Perdana Menteri Zionis Israel. Padahal dia adalah orang yang paling bertanggung jawab atas penderitaan rakyat Palestina selama memimpin Zionis di perode sebelumnya , tahun 1996-1999 dan 2009-2021.
Pada periode itu, Netanyahu secara terang-terangan berkomitmen untuk menjadikan perluasan wilayah pendudukan di Tepi Barat sebagai agenda prioritasnya (top priority).
Dengan kata lain, mereka akan meningkatkan pembersihan etnik di Tepi Barat yang selama ini dilakukan dengan brutal dan melawan kecaman dunia. Selain itu, menteri-menteri yang ditunjuk mengisi kabinetnya adalah yahudi garis keras, ekstremis, dan ultranasionalis.
Beberapa contohnya adalah Itamar Ben Gvir, Bezalel Smotrich, dan Avi Maoz. Pekan pertama setelah diambil sumpahnya, rezim ini melakukan pelanggaran kemanusiaan berat; memulai genosida, pembersihan etnik, dan penistaan terhadap situs suci Masjid Al-Aqsha.
Mereka menembak mati 3 warga Palestina, salah satunya adalah seorang anak berusia 15 tahun. Menghancurkan rumah milik warga Palestina. Sedangkan Itamar Ben Gvir, tokoh rasis yang ditunjuk menjadi menteri keamanan nasional menistakan Masjid Al-Aqsha, memprovokasi tidak saja warga Palestina, bahkan umat Islam sedunia.