Bekasi, Rasilnews – Organisasi kepalestinaan, Aqsa Working Group (AWG) memberikan ucapan selamat atas syahidnya Pemimpin Hamas di medan laga saat bertempur melawan penjajah Zionis Israel.
“Kami mengucapkan selamat kepada Yahya Sinwar atas kesyahidannya dan dikabulkannya oleh Allah subhanahu wata’ala, doa beliau. Karena sebelumnya beliau telah berdoa, hadiah terbesar yang mungkin diberikan oleh Zionis Yahudi kepadanya ialah pembunuhannya,” kata Ketua Presidium AWG, Nur Ikhwan Abadi di Sekretariat AWG, Bekasi pada Jumat (18/10).
Nur Ikhwan menyampaikan, Yahya Sinwar sangat menginginkan syahid di medan pertempuran dan sangat takut dengan kematian di atas ranjang.
“Berulang kali ia (Yanya Sinwar) menyampaikan bahwa ia sangat takut akan kematian di atas kasur, berada di atas ranjang. Dia sangat mengharapkan kematian dalam kondisi syahid di medan pertempuran dan Allah mengabulkan doanya. Dia bertemu Allah dengan jalan yang paling dirindukan oleh pribadinya yaitu syahid fii sabilillah di medan pertempuran,” ujarnya.
Menurut Nur Ikhwan, Yahya Sinwar adalah contoh pemimpin Islam. Sinwar dengan gagah berani maju ke medan perang bersama para pejuang lainnya.
“Yahya Sinwar adalah contoh seorang pemimpin Islam, bagaimana dia tidak berada di belakang meja namun dia maju ke medan pertempuran, menghunus senjatanya, berada di tengah-tengah anggotanya di medan pertempuran,” ucapnya.
Site Manager Pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara itu menyebut bahwa inilah yang dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.
“Inilah seharusnya pemimpin-pemimpin Islam itu bersikap. Inilah yang dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam saat perang, Rasulullah berada di tengah-tengah sahabat, menghalau musuh, terjun langsung ke medan pertempuran,” tegas Nur Ikhwan.
Dia menekankan, penjajah Israel tidak membunuh Yahya Sinwar karena pada saat pertempuran berlangsung, pasukan penjajah tidak mengetahui identitas Sinwar.
“Zionis mengatakan bahwa Sinwar dibunuh, itu tidak benar. Penjajah tidak membunuh Sinwar tapi Sinwar menjadi syahid dalam peperangan militer yang langsung dengan tentara penjajah yang sebelumnya mereka tidak mengetahui identitas Sinwar,” ungkapnya.
“Jadi kesyahidan Yahya Sinwar dalam pertempuran di front terdepan di Rafah adalah memang bentuk dari perjuangan Yahya Sinwar untuk membela Baitul Maqdis dan Masjid Al-Aqsa,” sambungnya.
Nur Ikhwan mengungkapkan, Yahya Sinwar kerap kali memberikan komandan dalam setiap operasi perlawanan yang dilakukan Hamas melalui sayap militernya, Brigade Al-Qassam.
“Mungkin banyak yang mengira bahwa Yahya Sinwar itu duduk dalam sebuah ruangan, mengomando dari terowongan. Tapi ternyata dia ikut baku tembak bahkan dalam ratusan pertempuran di Koridor Philadelphia yang memisahkan Gaza Utara dan Gaza Tengah. Dia juga yang mengomando tanggal 7 Oktober (Taufan Al-Aqsa), dia juga mengomando perlawanan di Gaza Utara, di Rafah, dan lainnya. Dia telah mengondisikan Hamas di Gaza, baik secara manajemennya, maupun militernya. Jadi memang Al-Qassam bisa melakukan serangan-serangan di bawah komando beliau,” jabarnya.
Nur Ikhwan berulang kali mengucapkan selamat atas peraihan gelar tertinggi yang diperoleh Yahya Sinwar yakni syahid fii sabilillah.
“Sekali lagi kami mengucapkan selamat kepada Yahya Sinwar, dia telah bertemu dengan Rabbnya dengan jalan yang beliau rindukan, jalan yang memang dirindukan setiap muslim yang menginginkan syahid. Sekali lagi kami mengucapkan selamat kepada Yahya Sinwar. Mudah-mudahan Allah subhanahu wata’ala memberikan syahid juga kepada kita, seluruh umat Islam,” tuturnya.
Nur Ikhwan mengatakan, syahidnya Yahya Sinwar akan semakin menambah keimanan dan kekuatan umat Islam untuk memperjuangkan Baitul Maqdis dan Masjid Al-Aqsa.
“Kami yakinkan bahwa darah yang keluar dari tubuh Sinwar tidak akan pernah melemahkan perjuangan umat Islam di seluruh dunia bahkan insya Allah perjuangan umat Islam yang benar-benar ikhlas untuk membela Baitul Maqdis dan membela Palestina, membela Masjid Al-Aqsa akan terus bertambah, keimanannya dan kekuatannya akan bertambah. Mudah-mudahan darah yang tumpah dari tubuh Yahya Sinwar menjadi pupuk iman umat Islam di seluruh dunia sehingga akan menambah suburnya iman, menambah semangat perjuangan untuk membela Baitul Maqdis dan Masjid Al-Aqsa. Insya Allah,” pungkasnya.
Yahya Sinwar (62), Kepala Biro Politik Hamas, Pemimpin gerakan perlawanan terbesar Palestina di Gaza, telah syahid dalam pertempuran di garis depan di Rafah, Gaza Selatan melawan pasukan penjajah Israel, Kamis (17/10).
Militer Israel merilis rekaman drone yang menunjukkan Sinwar bertarung hingga napas terakhirnya, melemparkan tongkat ke arah drone tersebut meski terluka parah.
Pihak Israel secara tidak sengaja menemukan Sinwar dan pejuang-pejuang lainnya, meskipun ada klaim bahwa pembunuhannya adalah hasil dari upaya intelijen AS dan Israel.***