New York, Rasilnews – Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akhirnya bisa meloloskan resolusi yang menuntut gencatan senjata segera antara Israel dan kelompok perjuangan Palestina, Hamas di Gaza selama bulan Ramadhan 1445, setelah Amerika Serikat (AS) memilih abstain, Senin (25/3).
Sisanya, 14 anggota dewan memberikan suara untuk resolusi tersebut pada hari ini, melansir Al Jazeera.
Resolusi yang diajukan oleh Aljazair itu juga menuntut pembebasan semua sandera dengan segera dan tanpa syarat serta mencabut seluruh hambatan dan penghalang bagi masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, melansir Middle East Eye.
“Akhirnya, Dewan Keamanan memikul tanggung jawabnya,” kata Duta Besar Aljazair untuk PBB, Amar Bendjama, satu-satunya anggota Dewan Keamanan yang berasal dari Negeri Arab, dikutip dari The New York Times.
“Mereka (DK PBB) akhirnya menanggapi seruan komunitas internasional,” ucap Bendjama.
Berbicara setelah pemungutan suara, Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield menyalahkan para pejuang Hamas atas keterlambatan dalam mengeluarkan resolusi gencatan senjata.
“Kami tidak setuju dengan semua isi resolusi tersebut,” katanya.
Menurutnya, ini menjadi alasan mengapa AS abstain.
“Beberapa perubahan penting diabaikan, termasuk permintaan kami untuk menambahkan kecaman terhadap Hamas,” kata Thomas-Greenfield.
Keputusan AS untuk abstain dari pemungutan suara PBB menandai adanya kritik bolak-balik selama beberapa pekan antara Israel dan pemerintahan Biden.
Sejak Desember 2023, Biden dan para pejabat senior AS telah menantang Israel atas tindakan mereka dalam perang tersebut, tetapi pemungutan suara pada Senin kemarin merupakan kritik paling formal yang dilontarkan AS.
AS telah melindungi sekutunya dari kecaman di PBB ketika opini internasional berbalik menyerang Israel.
Sejak 7 Oktober 2023, AS telah memberikan tiga veto terhadap seruan gencatan senjata.
Secara terpisah, Washington juga memblokir amandemen yang menyerukan gencatan senjata yang telah diupayakan Rusia termasuk dalam resolusi Dewan Keamanan pada bulan Desember tahun lalu.
Pekan lalu, AS memberi isyarat bahwa mereka siap untuk mengurangi dukungannya terhadap Israel di badan tersebut, dengan mengajukan resolusi yang mengakui “pentingnya” “gencatan senjata yang segera dan berkelanjutan.”
Namun teks tersebut diblokir oleh Rusia dan Tiongkok, yang bersama dengan negara-negara Arab mengkritik teks tersebut karena tidak secara eksplisit menuntut Israel menghentikan kampanyenya di Gaza.
AS telah mengeluarkan resolusi gencatan senjata di Gaza sejak bulan Februari sebagai cara untuk menekan Israel, dan Washington semakin frustrasi dengan apa yang Presiden Biden sebut sebagai “pemboman tanpa pandang bulu” yang dilakukan Israel terhadap Gaza dan kegagalan menyusun rencana pascaperang untuk wilayah kantong yang terkepung tersebut.
Padahal PBB telah memperingatkan bahwa Palestina kini berada di ambang kelaparan.***