Depok, Rasilnews — Abdullah Hehamahua, mantan penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), memperingatkan bahwa korupsi merupakan ancaman yang sangat serius bagi masa depan Indonesia.
Hal ini dikatakannya dalam Diskusi Panel bertema “Mencari Strategi Kebudayaan Indonesia untuk 100 Tahun Kedua”. Diskusi yang digelar Jurnal Kasyaf itu berlangsung Ahad (10/11/2024), di The Margo Hotel, Depok.
Abdullah menyebut korupsi sebagai “extraordinary crime” atau kejahatan luar biasa yang dampaknya jauh lebih luas daripada hanya pada aspek ekonomi. “Korupsi adalah ancaman besar. Ini bukan sekadar masalah kehilangan uang negara, tapi juga menghancurkan fondasi sosial dan nilai-nilai budaya kita,” ujar Abdullah dengan nada tegas.
Dalam pandangan Abdullah, korupsi telah merusak moralitas dan integritas bangsa Indonesia. “Korupsi telah menjadi penyakit yang menggerogoti moral bangsa kita. Jika ini tidak segera diatasi, Indonesia bisa terancam menjadi negara yang terpecah atau bahkan terjajah oleh kekuatan asing di masa depan,” kata Abdullah, menunjukkan keprihatinan mendalamnya terhadap kondisi negara.
Menurut Abdullah, upaya memberantas korupsi tidak cukup hanya dengan penegakan hukum. Ia menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan perubahan budaya yang mengedepankan nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab. “Perubahan budaya adalah kunci dalam memerangi korupsi, karena ini bukan sekadar masalah hukum, tetapi juga masalah mentalitas bangsa,” tegasnya. Abdullah meyakini bahwa perubahan ini harus dimulai dari pendidikan sejak dini, agar generasi muda Indonesia memiliki pemahaman yang kuat tentang bahaya korupsi dan pentingnya integritas.
“Anak-anak kita harus dididik dengan nilai-nilai anti-korupsi sejak di bangku sekolah. Hanya dengan cara inilah kita bisa menciptakan generasi yang bebas dari praktik-praktik korupsi,” tambah Abdullah. Menurutnya, pendidikan merupakan langkah awal untuk menciptakan masyarakat yang berintegritas, sehingga nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab bisa tertanam dalam setiap individu sejak usia muda.
Abdullah juga menyoroti pentingnya keteladanan dari para pemimpin sebagai salah satu cara efektif untuk membentuk budaya antikorupsi di masyarakat. “Pemimpin yang jujur dan berintegritas adalah contoh nyata bagi masyarakat. Jika pemimpin kita bersih, masyarakat akan lebih mudah meniru dan menjalankan nilai-nilai antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya. Abdullah berharap pemerintah dan para pemimpin bangsa bisa menjadi contoh dalam menerapkan nilai-nilai integritas.
Abdullah mengingatkan agar masyarakat dan pemerintah tidak lengah dalam melawan korupsi. Sebagai mantan penasihat KPK, ia menekankan bahwa korupsi harus dianggap sebagai musuh bersama yang merusak peradaban bangsa. “semua elemen bangsa untuk berperan aktif dalam membangun budaya antikorupsi, demi masa depan Indonesia yang lebih baik,” ujarnya.
Abdullah Hehamahua mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menyadari bahaya korupsi yang kian meluas. “Jika kita tidak segera melakukan perubahan, maka masa depan bangsa kita yang akan menjadi taruhannya,” pungkas Abdullah.