Quickcount hanya merupakan alat teknis untuk memprediksi hasil, bukan hasil sebenarnya
Jakarta, Rasilnews – Eep Saefulloh Fatah, S.I.P., M.A., Ph.D., menghimbau kepada seluruh stasiun televisi untuk tidak lagi menayangkan Quickcount dan menggantinya dengan hitung cepat Komisi Pemilihan Umum (KPU). Eep Saefulloh Fatah adalah pendiri sekaligus pemimpin di PolMark Indonesia, sebuah lembaga konsultan politik.
Lahir pada 13 November 1967, Eep Saefulloh Fatah telah lama dikenal sebagai seorang ahli politik dengan pengalaman dan wawasan yang mendalam dalam dinamika politik Indonesia. Ia menilai Pemilu 2024 sebagai yang terburuk sepanjang pengalamannya, dan dengan tegas menyuarakan kebutuhan akan perubahan dalam cara hasil pemilihan umum yang kemudian disajikan kepada masyarakat.
“Quickcount hanya merupakan alat teknis untuk memprediksi hasil, bukan hasil sebenarnya,” ungkap Eep dalam Chanel Youtube Keep Talking, Jumat (16/02). Selain itu, ia menyoroti pentingnya KPU memberikan alat verifikasi yang lebih canggih dan dapat dipercaya kepada masyarakat guna memastikan transparansi dan akurasi dalam proses pemilihan umum.
“Saatnya KPU hadir menunaikan tanggung jawab publiknya: Membuka hasil Pemilu dan gambar C1 Plano sebagai alat verifikasinya. Hasil Pemilu adalah data publik, informasi yang harus dibuka ke publik,” ujarnya.
Eep Saefulloh Fatah juga menegaskan bahwa warga negara memiliki hak untuk berpendapat dan melawan jika merasa bahwa hak-hak mereka tidak dihargai. Meskipun mengakui kekuatan besar yang mungkin dihadapi, ia memotivasi masyarakat untuk tidak melemahkan semangat perjuangan.
Kang Eep berharap agar pemerintah dan lembaga terkait dapat memberikan perhatian serius terhadap masukan ini demi memperkuat demokrasi di Indonesia.