Tajuk Rasil
Kamis, 8 Jumadil Akhir 1445 H/ 21 Desember 2023
Kata amin mempunyai makna yang dalam menurut Alquran dan hadits. Syeikh Ali As-Shabuni dalam karyanya ‘Shafwatut Tafasir’ mengatakan, kata “amin” berarti “Terimalah doa kami.” Imam Al-Baghowi mengatakan, makna kata ini “Allāhumma isma wa istajib” atau “Tuhanku, dengar dan kabulkanlah.” Sahabat Ibnu Abbas dan Qatadah mengatakan, makna kata ini “ka dzālika yakūnu” atau “demikian itu (semoga) ia menjadi.” Semenara al-Mujahid berpendapat, “āmīn” adalah salah satu asma Allah. Ada juga ulama berpendapat bahwa, “āmīn” adalah segel Allah atas para hamba-Nya yang dapat melindungi mereka dari bahaya sebagaimana sampul buku yang memeliharanya dari kerusakan.
Makna lafaz amin sangatlah besar. Dalam Sholat, kata “amin” bukan sebatas ritual bacaan yang dilafazkan ketika usai membaca surat Al-Fatifah, tetapi juga dia mempunyai makna. Pemaknaan lafaz “amin” menurut Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Prof KH Nasaruddin Umar, sebagaimana dikutip dari dokumentasi Harian Republika: Di akhir pembacaan surat al-Fatihah dalam sholat, khususnya sholat yang bacaannya dibesarkan (jahr), dianjurkan untuk membaca “amin” dengan nada kedengaran bagi kaum laki-laki. Diucapkan dalam hati bagi kaum perempuan.
Ini sesuai dengan sabda Rasulullah ﷺ, “Jika imam membaca gair al-magdhub ‘alaihim wa la al-dhalin (akhir surat al-Fatihah), maka hendaklah para makmumnya membaca “amin”. Ucapan yang sama juga disampaikan oleh para penghuni langit (malaikat), lalu Allah SWT mengampuni dosa masa lalunya”. Ada sejumlah redaksi lain yang intinya sama, dianjurkan membaca “amin” ketika imam atau orang lain membaca akhir surat al-Fatihah. Meskipun lafal amin bukan dari Alquran tetapi banyak riwayat menganjurkan pembacaannya ketika mendengar atau melantunkan bacaan akhir surat al-Fatihah.
Kalangan ulama mengatakan sekalipun di luar sholat pembacaan amin dianjurkan. Misalnya kita mendengarkan orang lain bertadarus melafazkan akhir surat al-Fatihah, tetap orang lain yang mendengarkannya diminta membaca “amin”. Tentu saja pembacaan lafaz “amin” mempunyai hikmah yang besar. Di antaranya ialah sebagai hamba Allah SWT tidak ada alasan untuk tidak memohon sesuatu dari Allah SWT, karena Ia telah meminta kita untuk selalu berdoa: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu” Quran Surat Gafir ayat 60. Kedudukan doa dalam Islam amat penting karena disebutkan dalam hadits: “Doa adalah induk ibadah.
Kalangan sufi membagi beberapa macam doa. Ada doa yang dipanjatkan oleh mulut (lisan al-maqal) dan ada doa yang dipanjatkan oleh keadaan (lisan al-hal). Doa lisan al-hal lebih kuat daripada doa lisan al-maqal. Yang terakhir bukan mulutnya yang berdoa tetapi keaadaan dan kondisi obyektifnya yang berdoa. Contohnya ada orang-oang tertentu menzalimi kita lalu kita kecewa dan bersedih.
Meskipun kita tidak mengangkat tangan dan berdoa secara lisan, tetapi Allah SWT sudah memahaminya. Orang yang menzalimi orang lain maka sesungguhnya ia akan menzalimi dirinya sendiri. Rasulullah ﷺ pernah mengingatkan, “Takutlah terhadap doa orang teraniaya, karena mereka berdoa dengan lisan al-hal. Pembacaan “amin” sesungguhnya simbolisasi dari doa lisan al-hal. Ini menjelaskan betapa pentingnya kata “amin” dalam ibadah.
Selain akhir surat al-Fatihah, dianjurkan juga mengucapkan lafaz “amin” setiap doa yang dipanjatkan secara berjamaah. Dadlam sebuah riwayat, Rasulullah ﷺ pernah didaulat untuk mendoakan seorang nenek yang intinya minta didoakan masuk surga. Setiap kali Nabi ﷺ mengakhiri doanya setiap itu pula ada suara riuh mengucapkan “amin”. Sang nenek kaget karena begitu banyak suara “amin” di dalam ruangan padahal ia hanya berdua dengan Nabi ﷺ di dalamnya. Ia bertanya kepada Nabi, siapa yang mengaminkan doa-doa kita. Nabi ﷺ menjawab yang mengaminkan doa-doa kita ialah tembok-tembok di sekitar kita. Hadis ini membuktikan bahwa sesungguhnya tidak ada benda mati di sisih Allah SWT.
Lafaz-lafaz “amin” juga diucapkan oleh para malaikat di belakang kita setiap kali kita membaca doa di dalam sholat dan seusai sholat. Rasulullah ﷺ pernah bersabda, orang yang memulai sholatnya dengan azan dan iqamat maka akan turun rombongan malaikat turun dari langit ikut serta beribadah. Setiapkali ada doa setiap itu pula para malaikat mengaminkan doa-doa yang bersangkutan. Siapapun menghendaki keikutsertaan malaikat di dalam berdoa maka hendaklah mengawali sholatnya dengan azan dan iqamat.
Wallāhu ‘Alam bis-shawāb