Jakarta, Rasilnews – Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, menggelar kampanye di Jambi dengan mengangkat tema ‘Tanyo Anies’. Dalam acara tersebut, Anies berinteraksi dengan mahasiswa dan mendapat pertanyaan menarik mengenai janjinya untuk tidak maju sebagai calon presiden dan calon wakil presiden saat berdialog dengan Prabowo.
Mahasiswa UIN STS Jambi, Dina Lorenza menyoroti pernyataan Anies Baswedan dalam sebuah wawancara pada tahun 2018. Pada saat itu, Anies menyebut bahwa dia maju sebagai Gubernur Jakarta karena dorongan dari Prabowo Subianto.
“Generasi muda tidak butuh pemimpin yang hanya berkuasa di sosial media dan pandai berjoget. Yang kita butuhkan adalah pemimpin yang dapat menerjemahkan teori ke dalam praktek yang nyata,” kata Dina Lorenza dalam acara kampanye ‘Tanyo Anies‘, kamis (14/12).
Dalam tanggapannya, Anies memberikan jawaban lugas terkait pertanyaan tersebut. “Saya memiliki komitmen dan menjunjung tinggi janji saya kepada Prabowo untuk tidak maju sebagai capres dan cawapres,” ungkap Anies dengan tegas. Penjelasan ini memberikan klarifikasi langsung dari Anies terkait isu sensitif mengenai janjinya pada Pemilu sebelumnya.
Anies Baswedan, mempertegas komitmennya untuk menjaga fokus pada kepemimpinan di Jakarta selama lima tahun ke depan. Dalam penjelasannya, Anies menegaskan bahwa ia telah menolak berbagai ajakan untuk terlibat dalam Pemilihan Umum 2019, termasuk undangan menjadi calon wakil presiden dan calon presiden.
“Janji saya kepada warga Jakarta adalah fokus di sini selama lima tahun. Saya tidak akan tergoda untuk terlibat dalam pemilu tahun 2019 atau ajakan manapun yang dapat mengganggu komitmen saya,” ungkap Anies dengan tegas.
Anies menjelaskan bahwa ia telah diundang menjadi calon wakil presiden pada tahun 2018 dan bahkan diminta oleh tiga partai untuk maju sebagai calon presiden pada tahun 2019. Namun, ia menolak dengan alasan tetap memprioritaskan tugasnya di Jakarta. “Saya adalah orang yang memiliki kewajiban dan saya akan menepati janji saya kepada warga Jakarta,” tambahnya.
Keputusan Anies untuk tidak terlibat dalam arena nasional pada tahun 2019 menunjukkan kesetiaannya pada komitmen awalnya untuk memimpin Jakarta dengan penuh dedikasi. Pernyataan ini juga menegaskan bahwa Anies Baswedan memiliki kemandirian dalam mengambil keputusan yang dianggapnya sesuai dengan tanggung jawabnya sebagai pemimpin di tingkat lokal.