Jakarta, Rasilnews – Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengungkapkan bahwa debat antar Pasangan Calon (Paslon) Presiden dan Wakil Presiden dalam rangkaian Pemilihan Presiden 2024 telah menjadi titik fokus dalam perhelatan demokrasi Indonesia. Undang-undang pemilu yang mengatur metode kampanye menegaskan peran penting debat, dengan tiga sesi debat antar calon presiden dan dua debat antar calon wakil presiden.
Pertempuran gagasan dan visi misi calon pemimpin memasuki panggung debat, menjadi momen krusial yang memberikan wawasan mendalam terkait kapasitas, kredibilitas, dan kebijaksanaan mereka. “Agenda debat dimulai pada 12 Desember dan akan berlanjut hingga 4 Februari 2024, memungkinkan masyarakat untuk mengamati dan menilai calon pemimpin secara cermat,” ujarnya dalam Dialog Topik Berita Radio Silaturahim.
Euforia dan antusiasme masyarakat Indonesia mencapai puncaknya, terutama melalui partisipasi aktif dalam menyebarkan informasi debat melalui berbagai media. Peran teknologi digital menjadi signifikan, dengan masyarakat serta para kreator konten di platform daring, seperti YouTuber, turut serta dalam mengamplifikasi pesan debat. “Fenomena nonton bareng melalui media sosial menunjukkan tingkat keterlibatan yang tinggi dari berbagai lapisan masyarakat,” ungkapnya.
Sebagai pengamat Pemilu dan Demokrasi, Titi menyatakan, “Pertumbuhan partisipasi masyarakat dalam menyebarkan informasi debat melalui platform digital mencerminkan evolusi dalam perilaku politik. Ini menandakan pergeseran menuju penilaian yang lebih rasional dan substansial terhadap calon pemimpin,” ujarnya.
Dengan demikian, debat menjadi panggung kritis di mana masyarakat dapat menyaring dan mengevaluasi ide serta komitmen calon pemimpin,”memastikan bahwa pemilihan pemimpin tidak hanya didasarkan pada faktor emosional atau ikatan personal, melainkan juga pada visi dan program yang konkret untuk mendorong kemajuan Indonesia,” tutupnya.