Bekasi, Rasilnews – Ratusan tentara Zionis Israel (IDF) disebut telah tewas dalam terowongan palsu yang mereka buat sendiri. Terowongan itu sengaja dibuat IDF untuk menuduh sayap militer pejuang Hamas, Brigade Al Qasam yang membangun terowongan tersebut.
Hal itu disampaikan Pakar Politik Timur Tengah dari Universitas Indonesia, Abdul Muta’ali dalam program siaran Topik Berita di Radio Silaturahim 729 AM, Kamis (7/12).
Abdul Muta’ali mengatakan, terbunuhnya ratusan tentara Israel itu karena tidak ada koordinasi antara tentara yang melakukan penggalian terowongan dan tentara yang memompa air laut untuk membanjiri terowongan atau lubang-lubang untuk membasmi pejuang Hamas.
“Ketika proses penggalian (terowongan/lubang) itu ternyata tidak ada koordinasi dengan mereka yang ada di laut untuk memasukkan air, memompa air ke lubang tersebut. Apa yang terjadi? ratusan orang IDF tewas di lubang-lubang itu, (mereka tewas) sama teman sendiri,” kata Abdul.
Dia mengungkapkan, IDF tidak pernah menemukan terowongan Hamas sehingga mereka menggali lubang sedalam 100 meter untuk membuat terowongan palsu.
“Menariknya mereka (IDF) bikin fake (kebohongan). Mereka bikin lubang lalu seolah-olah mereka menemukan terowongan itu. Akhirnya mereka melakukan penggalian sampai jarak 100 meter ke bawah itu,” ujar Abdul.
Amerika Serikat (AS), kata Abdul, meminta kepada Israel untuk membanjiri semua lubang di Gaza, Palestina. Cara ini diklaim AS sebagai satu-satunya cara menghabisi pejuang Hamas. Namun, Abdul mengatakan, upaya tersebut gagal total.
“Amerika mengajari IDF bahwa satu-satunya cara untuk menghabisi Al Qassam maka bagaimana kalau semua lubang yang ada di Gaza kita isi air. Airnya diambil dari Laut Mediterania. Ternyata ketika dimasukkan, air itu kembali lagi ke atas dan ini Al-Jazeera live,” ujar Abdul.
“Karena kata Amerika, Al Qassam itu tidak ada di permukaan mereka adanya di bawah tanah jadi air di laut Mediterania itu disedot yang dimasukkan ke semua lubang dan ternyata tidak berhasil. Air itu justru kembali ke atas,” jelasnya.
Israel telah merakit sistem pompa besar yang dapat digunakan untuk membanjiri terowongan yang diklaim digunakan oleh kelompok militan Hamas, di bawah Jalur Gaza. Rencana ini dilaporkan Wall Street Journal (WSJ) dikutip Selasa (5/12/2023).
Mengutip para pejabat Amerika Serikat (AS), laporan WSJ menyebut tentara Israel telah menyelesaikan pembangunan setidaknya lima pompa, sekitar satu mil sebelah utara kamp pengungsi Al-Shati. Pompa ini dilaporkan dapat mengalirkan ribuan meter kubik air per jam, sehingga membanjiri terowongan dalam beberapa pekan.
Israel telah melancarkan serangan baru sejak gencatan senjata dengan Hamas berakhir Jumat lalu. Total hingga kini sudah lebih dari 16.000 warga sipil Gaza tewas di mana mayoritas adalah anak-anak dan wanita.***