Semua rumah sakit di wilayah utara tidak dapat melayani dan beberapa rumah sakit yang masih berfungsi di wilayah selatan kesulitan untuk mengatasinya
Gaza, Rasilnews – Serangan Israel yang sedang berlangsung yang menargetkan fasilitas kesehatan di Jalur Gaza telah membuat semua rumah sakit di wilayah utara tidak dapat beroperasi, sehingga membuat sistem layanan kesehatan kewalahan.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) menuturkan bahwa pemboman terbaru Israel pada hari Selasa (21/11) menargetkan rumah sakit al-Awda, yang terletak di Jabalia, utara Kota Gaza, telah menyebabkan sedikitnya empat dokter tewas, demikian seperti dikutip dari Middleeasteye
Rumah Sakit Indonesia, yang terletak di Beit Lahia di Jalur Gaza utara, juga diserang pada hari Senin (20/11) dalam serangan yang menyebabkan sedikitnya 12 orang tewas dan lainnya terluka.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan mereka “terkejut” dengan serangan itu.
Selama enam minggu, rumah sakit dan staf medis Palestina di Jalur Gaza menghadapi serangan dan ancaman serupa dari pasukan Israel hampir setiap hari.
Penargetan rumah sakit, ditambah dengan kekurangan bahan bakar, air bersih dan pasokan medis – yang disebabkan oleh pengepungan Israel di Jalur Gaza – telah memaksa banyak fasilitas medis untuk menghentikan operasinya.
Menurut WHO, hampir 75 persen dari seluruh rumah sakit di Jalur Gaza tidak lagi beroperasi.
Ashraf al-Qudra, juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, mengatakan pada hari Selasa bahwa semua rumah sakit di wilayah utara kini tidak dapat beroperasi, menyebabkan ratusan ribu orang di wilayah tersebut tidak memiliki akses terhadap layanan medis dasar.
WHO mengatakan pihaknya mencatat 335 serangan terhadap layanan kesehatan di wilayah pendudukan Palestina sejak 7 Oktober, termasuk 164 serangan di Jalur Gaza dan 171 serangan di Tepi Barat.
Sejak 8 Oktober, Israel melarang masuknya listrik, bahan bakar, makanan dan air ke Gaza.