Bekasi, Rasilnews — Berbagai bentuk dukungan terhadap Palestina terus disuarakan oleh Aqsa Working Group (AWG). Salah satunya bekerjasama dengan UIN Syarif Hidayatullah untuk mengadakan acara pameran sejarah Palestina dan talkshow Millennial Peacemaker Forum bertempat di Auditorium Lantai 5, Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan, pada Rabu (15/11).
Dalam acara tersebut hadir para tokoh diantaranya Direktur Timur Tengah Kemenlu RI Bagus Hendraning Kobarsyih, Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim, Dewan Tafkir PP Persatuan Islam Hadi Nur Ramadhan, hingga Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun.
“Salah satu yang bisa dilakukan untuk membangun keadilan global (Global Justic) tersebut adalah dengan restrukturisasi PBB yang selama ini tidak memiliki kekuatan efektif untuk menghentikan genosida, menghentikan pembunuhan, menghentikan kejahatan perang yang dilakukan Israel, karena di Veto oleh Amerika yang sekarang dimiliki oleh lima negara pendiri,” kata Sudarnoto saat mengisi talkshow tersebut.
Lebih lanjut, Sudarnoto telah mengusulkan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) agar anggota negara yang memiliki hak Veto ditambah dan gagasan hak Veto harus lebih fleksibel soal kemanusiaan.
“Indonesia sudah pernah mengusulkan gagasan tentang hak veto yang lebih fleksibel pada soal-soal kemanusiaan. Ini adalah perjuangan diplomatik yang tidak mudah tapi yang harus dilakukan. Selanjutnya tinggal menggarap dari jumlah yang abstain yaitu dari 22 negara untuk mendukung kemerdekaan Palestina,” kata Sudarnoto.
“Sekarang sudah bergerak semua, organisasi apapun, negaranya apapun agamanya yang disentuh adalah kemanusiaan. Sekarang yang disentuh adalah kemanusiaan, dimana-mana sudah bergerak atas nama kemanusiaan, Indonesia juga begitu,” lanjutnya.
Menurutnya, perlawanan terhadap Israel saat ini terjadi secara global atau yang disebut Global Aliance Mounstage and Civil Sociaty sehingga sejumlah negara sudah memberikan dukungan secara resmi di sidang umum PBB kemarin. Dukungan juga telah diberikan dalam Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Kekejaman pembunuhan yang dilakukan Israel adalah kejahatan perang. Beberapa negara mengingatkan bahwa hal ini bukan soal agama dan hasil pertemuan KTT harus segera ditindak lanjuti.
“Hasil pertemuan KTT kemarin harus ditindak lanjuti. Kekejaman, pembunuhan. Salah satu yang harus dilakukan adalah harus ada team investigasi yang benar-benar meneliti bukti-bukti terjadinya kekejaman , pembunuhan. Ada beberapa negara yang mengusulkan seperti negara Spanyol untuk menyeret Netanyahu ke pengadilan Internasional,” tegas Sudarnoto.
Di akhir acara, Sudarnoto mengusulkan agar anak muda di kampus dapat memperbanyak literasi terkait Palestina. Karena saat ini, banyak yang menganggap Hamas adalah teroris. Dirinya berharap, kegiatan pameran literasi Palestina ini menyadarkan semua pihak tentang kekejaman Zionis Israel.
“Semoga dapat dibuatkan museum kejahatan Israel atau museum perjuangan Palestina, termasuk keterlibatan dari berbagai pihak termasuk Pemerintah,” tandasnya.***