Jakarta, Rasilnews – Acara Pameran Visual Sejarah Palestina dan Talkshow Millennial Peacemaker Forum yang diselenggarakan oleh Aqsa Working Group (AWG) dan UIN Syarif Hidayatullah ini diawali dengan sambutan dari Zakiya Darojat, Ketua Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah.
Dalam sambutannya, Zakiya mengatakan bahwa Palestina sedang mengalami tragedi kemanusiaan termasuk banyak dari rakyat Palestina menderita akibat kebrutalan dari serangan Israel.
“Seperti yang kita ketahui bersama bahwa di negeri Palestina sekarang ini tengah terjadi tragedi kemanusiaan yang sungguh memilukan. Kebrutalan yang di tontonkan oleh tentara dan pemerintahan israel terhadap rakyat palestina sungguh di luar rasa kemanusiaan. Setiap detik, setiap waktu, jutaan dan ribuan nyawa melayang sia-sia. Banyak para ibu yang kehilangan anak dan suaminya, banyak anak yang kehilangan orang tuanya dan seterusnya,” kata Zakiya.
“Negeri Palestina yang disebut-sebut negeri para nabi yang oleh sejarahwan Karen Armstrong disebut sebagai negeri tiga agama, Islam, Kristen, dan Yahudi kini luluh lantak karena diterjang oleh rudal, oleh senjata bom dan seterusnya. Entah kapan penderitaan Rakyat Palestina ini akan segera berakhir. Maka kita berada disini adalah sebagai bagian dari jutaan manusia yang memberikan dukungan kepada perjuangan rakyat Palestina karena kita yakin seyakin-yakinnya bahwa membela Palestina tidak hanya membela agama atau membela bangsa Palestina tetapi membela Palestina adalah membela rasa kemanusiaan itu sendiri,” lanjutnya.
Menurutnya, terdapat banyak cara yang dapat dilakukan untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina.
“Ada banyak cara yang kita bisa lakukan untuk menunjukkan dukungan kita terhadap palestina seperti bisa dilakukan dengan cara-cara diplomasi yang dilakukan oleh pemerintah kita melalui Ibu Menteri Luar Negeri, Ibu Retno Marsudi yang dengan gagah dengan lantang di depan forum internasional telah menyerukan untuk menghentikan aksi kebrutalan dari Israel,” kata Zakiya.
Cara selanjutnya ialah dengan aksi demonstrasi, boikot produk Israel dan pendukungnya, termasuk melalui pameran sejarah Palestina dan talkshow yang digelar hari ini.
“Dan hari ini kita melakukan dukungan aksi sesuai dengan karakteristik secara akademis. Jadi selama tiga hari ke depan kita akan menyajikan arsip-arsip, dokumen video-video yang berkaitan dengan sejarah Palestina dari Indonesia yang itu terkadang bisa bicara lebih dari yang kita lihat,” kata dia.
“Mungkin tidak terlalu banyak memberikan dampak terhadap apa yang terjadi di palestina saat ini, tetapi paling tidak itu menunjukkan keberpihakan kita, di mana standing posisition kita di tengah perjuangan Rakyat Palestina,” tambah Zakiya.
Lebih lanjut, Zakiya menganalogikan dukungan rakyat Indonesia terhadap Rakyat Palestina seperti burung Pipit dan Cicak.
Analogi burung pipit dan cicak dalam kisah Nabi Ibrahim AS saat dibakar Raja Namrud digunakan oleh Zakiya menunjukkan keberpihakan terhadap kebenaran dalam konflik Israel-Palestina.
“Pipit yang melawan cicak memperlihatkan dukungannya terhadap yang benar, menggaris bawahi solidaritas kita dengan keadilan bagi rakyat Palestina,” ucapnya.
Zakiya berharap agar tindakan solidaritas yang dilakukan rakyat Indonesia terhadap rakyat Palestina dianggap berharga dan dicatat oleh malaikat sebagaimana perjuangan membela Palestina dan Masjid Al-Aqsa.
Rangkaian talkhshow yang diinisiasi oleh lembaga kemanusiaan Aqsa Working Group (AWG) dengan menggandeng Fakultas Adab dan Humaniora jurusan Sejarah dan Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah itu dilengkapi dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Palestina, performing music for Palestine, penampilan puisi Palestina dari mahasiswa FAH dan perwakilan AWG, serta live painting (melukis dengan tema Palestina).
Sementara pameran Visual Sejarah Palestina di fakultas tersebut akan berlangsung selama tiga hari, mulai 15-17 November 2023.***