Rasilnews, Jakarta – Lembaga kemanusiaan yang fokus pada pembelaan Palestina dan Masjid Al-Aqsa, Aqsa Working Group (AWG) menjalin kerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) sebagai upaya menyukseskan kegiatan Bulan Solidaritas Palestina (BSP) 2023.
Kerja sama itu merupakan hasil dari audiensi AWG ke perguruan tinggi milik salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia itu pada Jumat (22/9/2023) sore.
Dalam audiensi itu, Ketua Panitia Bulan Solidaritas Palestina (BSP) 2023, Rifa Berliana Arifin menawarkan kepada UHAMKA untuk menjadi fasilitator dalam kegiatan seminar atau studium generale yang membahas isu Palestina.
Sebagai perguruan tinggi, Rifa berharap, UHAMKA bisa menjadi wadah yang mampu memahamkan para pemuda, khususnya mahasiswa tentang persoalan Palestina.
Rifa bercerita, ia kerap kali menemukan masyarakat yang hingga kini belum paham tentang Palestina, bahkan belum tahu di mana letak Masjid Al-Aqsa. Apalagi isu soal pembagian Masjid Al-Aqsa antara Yahudi dan Muslim kurang mendapat perhatian kaum muslimin, sehingga hal-hal seperti ini harus digaungkan.
“Jadi masyarakat kita perlu kita kenalkan terkait dengan framing perjuangan pembelaan Palestina dan pembebasan Masjid Al-Aqsa,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Sekretaris Badan Pembina Harian (BPH) UHAMKA, Sudarnoto Abdul Hakim. Ia bercerita, bahwa dirinya pun sering menemukan mahasiswanya yang bahkan tidak peduli dengan Indonesia, tidak mengerti tentang tokoh-tokoh Islam, apalagi tentang persoalan Palestina.
Jika masalah tersebut dibiarkan, Sudarnoto mengatakan, umat Islam akan kehilangan aset yang sangat besar.
“Oleh karena itu, kantong-kantong umat seperti Universitas Muhammadiyah ini harus ditumbuhkan juga spirit itu (perjuangan Palestina). Khawatir nanti anak-anak muda kita tidak mengerti apa-apa,” jelasnya.
Sudarnoto turut merekomendasikan agar UHAMKA mengambil bagian dalam kegiatan BSP 2023 melalui kegiatan apa pun, entah itu seminar, studium generale, maupun forum akademik lainnya yang mengangkat tema Palestina.
Wakil Rektor IV UHAMKA, Muhammad Dwi Fajri menyetujui tawaran AWG untuk terlibat dalam kegiatan BSP 2023. Pihaknya akan menindaklanjuti terkait seminar tentang Palestina di UHAMKA pada bulan November mendatang.
“Insya Allah akan kita follow-up. Secara umum, kita oke lah. Kita juga tidak ingin membiarkan anak-anak muda kita abai, padahal ini (Palestina) hal yang serius,” kata Fajri.
“Keberadaan Palestina itu menjadi sinyal Islam secara keseluruhan. Kalau Palestina menderita, berarti dunia muslim sedang lemah, kalau Palestina sedang bagus berarti kekuatan muslim sedang bagus, kira-kira begitu. Ya enggak apa-apa kalau kita sekarang dianggap lemah, yang penting kita menjadi bagian yang peduli,” lanjutnya.
Fajri menekankan, jika tidak bisa menjadi relawan di Palestina, paling tidak hati kita sebagai umat Islam terpaut dengan Palestina dan Masjid Al-Aqsa.
“Biasanya orang-orang yang bicara ngapain jauh-jauh ngurusin Palestina padahal urusan dalam negeri banyak, biasanya mereka ini urusan dalam negeri pun mereka tidak peduli. Orang yang tidak melakukan kebaikan, biasanya kebaikan apa pun dianggap salah,” ungkap Fajri.
Sebelumnya, Fajri mengaku senang dengan kunjungan Aqsa Working Group (AWG) ke UHAMKA.
“Ketika teman-teman dari Aqsa Working Group bersilaturahim, kita menjadi sadar betul bahwa ada persoalan yang serius di dunia kita dalam pengertian umum atau dunia Islam secara khusus. Isu Palestina ini sudah ada dari sebelum kita lahir dan menjadi representasi derita kita sebagai seorang muslim,” kata Fajri.
Fajri menyampaikan, pertemuan bersama AWG ini akan melahirkan sesuatu yang bermanfaat bagi Palestina.
“Kita mungkin tidak bisa memberikan manfaat secara langsung tapi pertemuan kita ini menegaskan kita ada di pihak mana. Kita harus menjadi bagian yang peduli,” tuturnya.
Mengutip keterangan tertulis AWG, BSP 2022 mendapatkan respon baik dari masyarakat Palestina. Bahkan Kementerian Pendidikan di Gaza mengeluarkan surat perintah kepada sekolah-sekolah untuk mengibarkan bendera merah putih.
Dari video yang diterima AWG, tampak para siswa di Gaza membawa poster bertuliskan “Terima Kasih Indonesia,” mengibarkan bendera Indonesia dan memutar lagu kebangsaan Indonesia Raya di sekolah.
Jika BSP tahun lalu membawa tema penolakan kehadiran Timnas Israel U-19 di Indonesia, pada BSP 2023, AWG akan fokus menggaungkan penolakan RUU Israel yang akan membagi Masjid Al-Aqsa antara Muslim dan Yahudi. RUU ini diusulkan oleh anggota partai Likud Amit Halevi, ke Parlemen Israel, Knesset. Padahal secara aturan yang berlaku, umat Islam adalah satu-satunya yang berhak atas Masjid Al-Aqsa.***